Headline
Beranda » Berita » Pemusnahan Daging Babi oleh Karantina Papua Selatan untuk Cegah ASF

Pemusnahan Daging Babi oleh Karantina Papua Selatan untuk Cegah ASF

Pemusnahan Daging Babi oleh Karantina Papua Selatan untuk Cegah ASF
Pemusnahan Daging Babi oleh Karantina Papua Selatan untuk Cegah ASF

Medan,  HarianBatakpos.com – Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Karantina Papua Selatan berkomitmen dalam mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK), khususnya penyakit African Swine Fever (ASF) di Bumi Animha.

Dalam upaya terbaru, Tim Penegakan Hukum (Gakkum) Karantina Papua Selatan melakukan pemusnahan terhadap berbagai media pembawa yang dilarang masuk. Pemusnahan ini dilakukan dengan cara pembakaran menggunakan incinerator.

Kepala Karantina Papua Selatan, Cahyono, menjelaskan bahwa di Pelabuhan Laut Merauke, petugas berhasil menangkap seekor ayam kampung asal Asmat yang melanggar ketentuan, dikutip dari majalahhortus.com.

Pemprov dan DPR Aceh Bakal Bahas Sengketa 4 Pulau dengan Sumut

Di Kargo Bandara Mopah, petugas menemukan daging babi seberat 4 kg dan olahan babi sebanyak 2 kg yang berasal dari Tangerang, serta daging babi 6 kg dan daging sapi 3 kg asal Jakarta Selatan.

“Hal ini untuk mencegah penyebaran penyakit ASF yang menyerang pada babi, dan mencegah penyebaran penyakit Avian Influenza (AI) yang menyerang pada ayam,” ungkap Cahyono.

Pemilik barang yang melanggar telah dikenakan sanksi berdasarkan Pasal 35 UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

Selain itu, terdapat Surat Edaran Gubernur Papua Selatan yang melarang pemasukan ternak babi dan produk terkait dari wilayah terkonfirmasi ASF.

Mobil Ditabrak Kereta Api di Deli Serdang, Dua Korban Meninggal Dunia

Karantina Papua Selatan bertekad untuk melakukan pengawasan ketat di semua pintu masuk dan keluar yang ditetapkan pemerintah.

“Karantina akan memberikan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai media agar semakin terinformasi,” tutup Cahyono. Upaya ini diharapkan dapat menjaga kesehatan hewan dan mencegah penyebaran penyakit ASF di wilayah tersebut.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *