Harianbatakpos.com , Surakarta – Film “Ipar Adalah Maut” telah resmi ditayangkan serentak di seluruh Indonesia pada Kamis (13/6/2024). Antusiasme penonton sangat tinggi, terutama di bioskop XXI Solo Grand Mall, di mana ratusan penonton hadir pada hari pertama penayangan.
Salah satu penonton, Icha (20 tahun), mengungkapkan kepuasannya setelah menonton film tersebut. “Puas banget sama filmnya. Kan dari kisah nyata, jadi bisa lebih waspada aja kedepannya,” ujar Icha kepada RRI pada Kamis (13/6/2024). Icha, yang menonton bersama temannya, juga merasa senang dengan adanya berbagai promo tiket yang memudahkan mereka untuk menonton. “Mumpung ada promo buy 1 get 1, Nonton dong, bisa ajak temen,” tambahnya.
Penonton lainnya, Assa (23 tahun), juga mengaku tidak menyesal menonton film garapan sutradara Hanung Bramantyo tersebut. “Banyak banget pelajaran yang bisa kuambil dari film ini. Ilmunya bisa dipakai buat nanti pas udah berkeluarga,” ujar Assa setelah penayangan film di lokasi yang sama pada Kamis (13/6/2024).
Assa awalnya menonton karena mendapatkan hadiah giveaway berupa voucher nonton gratis dari Radio Pro2 Solo (105,5 FM). “Aku sering denger radio. Ada kuis berhadiah nonton gratis, aku ikutan. Ya udah nonton, ternyata melebihi ekspektasiku filmnya. Bagus!” tuturnya, seperti disadur dari laman Suara.com.
Film “Ipar Adalah Maut” diangkat dari kisah nyata yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, membuat penonton merasa lebih waspada terhadap situasi serupa dalam kehidupan mereka. Film ini dibintangi oleh Deva Mahendra sebagai aktor utama, yang berperan sebagai Aris.
Menurut press release yang diterima RRI, film ini mengisahkan tentang Nisa (Michelle Ziudith), yang dipinang oleh Aris (Deva Mahendra), dosennya saat kuliah. Pernikahan mereka sangat bahagia dengan kelahiran seorang anak perempuan bernama Raya.
Namun, kebahagiaan ini mulai terganggu ketika ibu Nisa (Dewi Irawan) meminta adik kandungnya, Rani (Devina Karamoy), untuk tinggal bersama mereka. Awalnya, Rani menjaga jarak dengan Aris, tetapi hubungan terlarang kemudian muncul, membuat Aris mengkhianati pernikahannya.
Film ini tidak hanya menawarkan cerita yang menarik, tetapi juga memberikan banyak pelajaran berharga bagi penontonnya. Penonton dapat belajar dari kisah ini tentang pentingnya menjaga hubungan keluarga dan menghindari godaan yang bisa merusak kebahagiaan rumah tangga. Hal ini sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga banyak penonton yang merasa terhubung dengan cerita dalam film tersebut.
Hanung Bramantyo, sebagai sutradara, berhasil mengemas cerita nyata ini dengan sangat baik, sehingga mampu menarik perhatian banyak penonton. Akting para pemain, terutama Deva Mahendra, Michelle Ziudith, dan Devina Karamoy, mendapat pujian karena mampu menyampaikan emosi dan konflik dalam cerita dengan sangat baik. Chemistry antara para pemain juga terlihat natural, menambah kekuatan dari film ini.
“Ipar Adalah Maut” juga mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk promosi yang gencar dilakukan oleh Color Asia Live. Promo tiket seperti buy 1 get 1 dan giveaway dari berbagai media membuat film ini semakin mudah diakses oleh banyak penonton. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa film yang diangkat dari kisah nyata masih memiliki tempat khusus di hati penonton Indonesia.
Bagi yang belum menonton, “Ipar Adalah Maut” masih tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan banyak pelajaran berharga yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cerita yang kuat dan akting yang memukau, film ini layak untuk ditonton dan diambil hikmahnya.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan film ini di bioskop terdekat. “Ipar Adalah Maut” menawarkan pengalaman menonton yang berbeda dan penuh makna, yang pastinya akan memberikan kesan mendalam bagi setiap penontonnya. Mari kita dukung karya-karya sineas Indonesia dengan menonton film ini dan film-film lokal lainnya.
Komentar