Jakarta
Beranda » Berita » Pendeta Gilbert Lumoindong Nyatakan Dukungan kepada AMAII Perangi Intoleransi

Pendeta Gilbert Lumoindong Nyatakan Dukungan kepada AMAII Perangi Intoleransi

Pendeta Gilbert Lumoindong bersama AMAII. Foto/ist

Jakarta, harianbatakpos.com – Aliansi Masyarakat Anti Intoleransi (AMAII) melakukan kunjungan ke kediaman Pendeta Gilbert Lumoindong di Jakarta. Jumat /15/08/2025.

Kunjungan ini bertujuan meminta dukungan moral sekaligus suara dari tokoh agama yang dikenal vokal menyuarakan persatuan bangsa dan kerukunan umat beragama.

AMAI merupakan gabungan berbagai organisasi, di antaranya Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP), Horas Bangso Batak (HBB), GRPB Indonesia, Seknas Indonesia Maju, Seknas Dakwah, Komunitas Agama Cinta, Garda Nasionalis Indonesia, SIPITUNG, Yayasan Taman Pemulihan, NAPOSO PARNA Se-Jabodetabek, Jaga NKRI, Aliansi Perempuan Melawan, KOMPERA, serta sejumlah elemen masyarakat lainnya. Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua Umum Gerakan Perjuangan Masyarakat Pluralisme (GPMP), Andreas Benaya Rehiary.

Ketua Umum GPMP: Hentikan Intoleransi atau Kami Turun dengan Massa Lebih Besar

Dalam pertemuan tersebut, Pendeta Gilbert menegaskan sikapnya terhadap maraknya intoleransi dan persekusi rumah ibadah di Indonesia.

“Ini adalah masalah serius yang harus kita hadapi bersama. Intoleransi dan persekusi rumah ibadah bukan hanya melukai hati umat beragama, tapi juga merusak pondasi bangsa yang berdiri di atas Pancasila. Kalau kita biarkan, generasi mendatang akan tumbuh dalam ketakutan dan kebencian. Negara wajib hadir untuk menjamin kebebasan beribadah bagi semua,” tegasnya.

Gilbert juga menyampaikan langkah konkret yang perlu diambil gereja dan umat Kristen dalam menghadapi intoleransi.

“Langkah pertama, kita harus tetap tenang dan tidak terpancing provokasi. Kedua, kita harus bersuara, bukan diam. Gereja harus aktif membangun komunikasi dengan tokoh lintas agama dan pemerintah setempat. Jemaat perlu dibekali pemahaman hukum agar tahu hak-haknya. Dan yang terpenting, tetap menebar kasih, bahkan kepada mereka yang membenci kita.”

Fredi Moses Ulemlem: Negara Tak Boleh Kalah dari Kelompok Intoleran

Terkait peran tokoh lintas iman, ia menekankan pentingnya teladan persatuan.

“Kita ini ibarat gembala bagi umat, dan kalau gembala saling berpelukan, domba-domba akan ikut rukun. Kerukunan itu tidak datang sendiri, tapi harus diupayakan setiap hari.”

Ia juga menegaskan bahwa dukungan tokoh agama sangat penting untuk mendorong pemerintah dan aparat bersikap tegas terhadap pelaku intoleransi.

“Kalau kita diam, pelaku intoleransi akan merasa bebas berbuat seenaknya. Dukungan moral dari tokoh agama bukan sekadar simbol, tapi bisa menjadi kekuatan untuk menegakkan keadilan.”

Di akhir pernyataannya, Gilbert berpesan agar semua umat beragama tidak terjebak dalam provokasi yang memecah belah.

“Jangan biarkan kebencian orang lain mengubah hati kita. Kita boleh berbeda keyakinan, tapi kita tetap satu keluarga sebangsa. Pilih untuk mengasihi, bukan membenci. Indonesia ini milik kita bersama, dan hanya bisa berdiri kuat kalau kita bersatu.” Tutupnya.

AMAII menyambut baik dukungan tersebut dan berharap semakin banyak tokoh agama yang bersuara lantang menolak intoleransi. Dukungan ini diyakini akan memperkuat gerakan moral menuntut penegakan hukum yang adil dan melindungi kebebasan beribadah di seluruh Indonesia.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *