Medan, HarianBatakpos.com – Risiko seseorang terkena kanker sepanjang hidupnya mungkin sudah dimulai bahkan sebelum mereka lahir. Demikian menurut sebuah studi revolusioner yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Van Andel Institute.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature Cancer ini mengidentifikasi dua kondisi epigenetik berbeda yang muncul selama perkembangan janin dan terkait dengan risiko kanker, dilansir dari Kompascom.
Temuan Penting tentang Risiko Kanker dalam Kandungan
Salah satu kondisi ini dikaitkan dengan risiko seumur hidup yang lebih rendah, sedangkan kondisi lainnya dikaitkan dengan risiko seumur hidup yang lebih tinggi. Jika kanker berkembang pada tingkat risiko yang lebih rendah, kemungkinan besar kanker tersebut merupakan tumor cair, seperti leukemia atau limfoma.
Jika kanker berkembang pada tingkat risiko yang lebih tinggi, kemungkinan besar kanker tersebut merupakan tumor padat, seperti kanker paru-paru atau prostat.
“Karena sebagian besar kanker terjadi pada usia lanjut dan dipahami sebagai penyakit mutasi, atau genetika, belum ada fokus mendalam mengenai bagaimana periode perkembangan dapat membentuk risiko kanker. Temuan kami mengubah hal tersebut,” kata J.
Andrew Pospisilik, Ph.D, Ketua Departemen Epigenetika VAI dan salah satu penulis studi tersebut.
Risiko kanker meningkat seiring bertambahnya usia, karena akumulasi kerusakan DNA dan faktor lainnya. Namun, tidak semua sel abnormal menjadi kanker. Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah mengidentifikasi adanya pengaruh lain, seperti kesalahan epigenetik, sebagai kontributor tambahan terhadap kanker.
“Setiap orang memiliki tingkat risiko tertentu, namun ketika kanker muncul, kita cenderung menganggapnya sebagai nasib sial,” kata Ilaria Panzeri, Ph.D. Ia menambahkan, temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa akar kanker mungkin bisa menjadi sasaran.
Dimulai pada periode perkembangan yang sensitif, menawarkan perspektif baru untuk mempelajari penyakit ini dan potensi pilihan baru untuk diagnosis dan pengobatan.
Komentar