Headline Hukum Nasional
Beranda » Berita » Pengacara Nadiem Ungkap Inisiator Pengadaan Laptop Chromebook

Pengacara Nadiem Ungkap Inisiator Pengadaan Laptop Chromebook

Nadiem Makarim mengenakan baju tahanan menjalani pemeriksaan di Jampidsus, Kejaksaan Agung. (foto/ist)

Jakarta, harianbatakpos.com – Penasehat hukum tersangka Nadiem Makarim mengungkap siapa inisiator pengadaan laptop chromebook yang berujung dalam penyidikan korupsi oleh Kejaksaan Agung (Kejagung). Pengacara Tabrani Abby menyebut inisiator pembahasan awal pengadaan chromebook oleh Kemendikbudristek tersebut adalah staf khusus Nadiem saat menjadi menteri 2019-2024.

“Berdasarkan isi chat grup WhatsApp, pembahasan chromebook baru muncul saat akan dilakukan rapat mengenai peralatan teknologi, informasi, dan komunikasi pada Mei 2020 yang diinisiasi oleh salah satu staf khusus menteri,” kata Tabrani, Senin (27/102025). Tetapi, Tabrani tak berani untuk menyebutkan nama staf khusus tersebut di luar arena persidangan.

Dikutip dari Republika, dalam proses penyidikan di Kejagung, ada satu staf khusus Nadiem saat menjabat sebagai menteri yang kini telah berstatus tersangka, yakni Jurist Tan (JT). Akan tetapi Tim Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) belum melakukan penahanan, karena JT berhasil kabur ke luar negeri sebelum peningkatan status hukumnya menjadi tersangka.

Survei Elektabilitas, PDIP Urutan 1, Gerindra 2, dan Golkar 3

Saat ini, JT berstatus buronan dan masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Informasi yang beredar di kalangan wartawan, JT saat ini berada di wilayah hukum Amerika Serikat (AS). Dan bulan lalu, Kementerian Imigrasi menyatakan sudah mencabut keberlakuan paspornya.

Kembali ke soal pengadaan laptop chromebook, Tabrani mengungkapkan kliennya tak pernah sekalipun membahas, apalagi mengusulkan untuk realisasi program digitalisasi pendidikan dengan mengadakan belanja laptop chromebook. Pun kata Tabrani, Nadiem selama menjadi menteri tak pernah sekalipun merekomendasikan pengadaan laptop dengan sistem operasi windows. “Nadiem memerintahkan dengan tegas untuk membahas perbandingan dua sistem operasi chromebook dan windows,” kata Tabrani.

Hal tersebut, kata Tabrani, setelah dirinya membaca salinan rangkaian pembicaraan melalui chat dalam group WhatsApp yang selama ini menjadi salah satu barang bukti penyidikan di Jampidsus. Kata Tabrani, salinan percakapan itu ribuan lembar tebalnya.

“Masalah soal WA grup ini memang masalah yang krusial. Karena banyak yang berpendapat seolah-olah WA grup itu dibuat dengan sengaja, atau dengan modus agar Nadiem mengegolkan chromebook,” kata Tabrani.

Polsek Medan Baru Tangkap Pelaku Begal Sadis

Dia menerangkan memang ada WA Grup bernama ‘Edu Org’ yang dibikin Nadiem beberapa bulan sebelum dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Oktober 2019. Grup tersebut sebetulnya dibikin setelah Nadiem mendapatkan kepastian oleh Jokowi tentang komposisi kabinetnya 2019-2024.

Nadiem disebut membuat Grup WA ‘Edu Org’ untuk komunikasi dirinya dengan sejumlah para pakar teknologi dan pendidikan. Selain itu, Nadiem juga membikin WA Grup bernama ‘Education Council’. Kemudian grup-grup percakapan itu diubah namanya menjadi ‘Menteri Core Team’.

“WA Grup itu dibuat untuk mendiskusikan gagasan-gagasan tentang penggunaan teknologi di bidang pendidikan. Adapun anggota dalam Grup WA itu adalah orang-orang yang expert di bidang pendidikan, kemudian juga di bidang IT. Termasuk beberapa orang-orang yang ketika itu menjadi staf khusus Nadiem,” kata Tabrani.

“Di situ ada Jurist Tan, ada Fiona (Handayani), ada Najelaa (Shihab) dan lain-lain,” sambung Tabrani.

Dia memastikan, tak ada pihak dari Google atau vendor-vendor chromebook yang menjadi anggota dalam Grup WA tersebut. Karena dalam percakapan WA Grup itu tak pernah sekalipun membahas tentang pengadaan laptop chromebook.

Pembahasan tentang laptop chromebook itu, kata Tabrani, baru muncul setelah beberapa lama Nadiem menjadi menteri. Persisnya pada 6 Mei 2020, kata Tabrani, melalui zoom meeting, Nadiem memerintahkan kepada para staf khususnya untuk membuat kajian tentang pengadaan teknologi untuk sarana-prasarana pendidikan. Tetapi kata Tabrani, dalam perintah tersebut Nadiem tak memerintahkan para staf khususnya untuk merekomendasikan sistem operasi tertentu. (REL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *