Jakarta, Batak Pos – Sebuah analisis terkait belanja iklan pilpres di media sosial menyoroti fakta menarik bahwa calon presiden nomor urut satu dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan, memiliki anggaran iklan yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan dua pasangan calon lainnya.
Menurut akun media sosial @papanyaarin, yang membahas data tersebut, Anies Baswedan hanya menghabiskan dana sebesar Rp 10.325.422 (Rp10,3 juta) untuk iklan dalam kurun waktu 21 Oktober 2023 hingga 18 Januari 2024. Sementara itu, Prabowo Subianto mengeluarkan dana sebesar Rp 1.188.617.169 (Rp1,1 miliar), dan Ganjar Pranowo sebesar Rp 533.174.952 (Rp533 juta) dalam periode yang sama.
Ambang Priyonggo Ph.D, seorang akademisi dari Ilmu Komunikasi Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Serpong, memberikan penilaian bahwa jumlah besar pengeluaran iklan tidak selalu berarti akan memiliki dampak besar terhadap perilaku pemilih. Dia menekankan pentingnya strategi pengemasan pesan, timing, konteks, dan relevansi dengan audiens target, terutama generasi Z dan milenial yang memiliki pola pikir dinamis.
Ambang melanjutkan dengan menyatakan bahwa jumlah kecil pengeluaran iklan oleh Anies Baswedan mencerminkan strategi kampanyenya yang lebih berorientasi pada bawah ke atas (bottom-up), dengan nuansa kerelawanan yang kuat di antara pendukungnya. Dia menyoroti bahwa fokus Anies Baswedan bukan hanya pada kuantitas pesan, tetapi lebih pada kualitas pesan yang mampu membangun keterlibatan dan interaktivitas yang kuat.
Lebih lanjut, Ambang menjelaskan bahwa Anies Baswedan juga telah menggunakan strategi kampanye offline atau di tempat yang cukup efektif untuk menyasar generasi Z dan milenial melalui model kampanye dialogis di berbagai lokasi.
Analisis ini menggambarkan bahwa meskipun belanja iklan Anies Baswedan paling kecil, namun strategi kampanyenya yang berfokus pada keterlibatan masyarakat dan nuansa kerelawanan telah membuktikan keefektifannya dalam mencapai tujuan kampanye.**
Komentar