Medan, HarianBatakpos.com – Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus menunjukkan kemajuan signifikan dalam pengembangan obat untuk penyakit menular seperti tuberkulosis (TB) dan malaria. Project Co-Manager BRIN, Danang Waluyo, menyampaikan bahwa penelitian yang dilakukan bersama mitra dari Jepang dan Malaysia telah mencapai beberapa pencapaian penting.
Kolaborasi untuk Inovasi
“Kolaborasi Trilateral untuk Pengembangan Obat Penyakit Menular ini memiliki fokus utama meningkatkan kapasitas penelitian dan pengembangan di Indonesia dan Malaysia,” sebut Danang pada acara The 4th Joint Coordinating Committee Meeting proyek SATREPS (Science and Technology Research Partnership for Sustainable Development) di Jakarta. Tim peneliti berhasil mengumpulkan sekitar 600 galur mikroba, dengan tujuh di antaranya diidentifikasi sebagai spesies baru. Lebih dari 3.500 ekstrak mikroba telah diproduksi untuk diuji sebagai agen anti-TB dan anti-malaria, dilansir dari brin.go.id.
Dalam perjalanan ini, Danang menjelaskan bahwa mereka telah mengidentifikasi senyawa asam sialat sebagai kandidat potensial untuk pengobatan TB resisten. “Kami telah menyaring lebih dari 200.000 senyawa dengan hasil menjanjikan pada beberapa kandidat inhibitor TB,” ungkapnya. Namun, meski progres riset cukup signifikan, tim BRIN juga menghadapi tantangan dalam hal pendanaan dan kebijakan anggaran pemerintah.
Agus Haryono, Deputi Bidang Fasilitasi Riset dan Inovasi BRIN, menekankan pentingnya kolaborasi global dalam penelitian dan pengembangan obat. “Saya berharap pertemuan JCC keempat ini membuahkan hasil yang bermanfaat bagi semua mitra yang terlibat,” ujarnya.
Proyek ini tidak hanya berfokus pada pengembangan obat, tetapi juga pada penguatan infrastruktur penelitian dan kapasitas sumber daya manusia. Agus menegaskan bahwa keberhasilan riset penemuan obat di Indonesia bergantung pada pengembangan sumber daya manusia serta kemitraan antara universitas, lembaga penelitian, dan perusahaan farmasi.
Dengan demikian, upaya BRIN dalam pengembangan obat penyakit menular tidak hanya memberikan harapan baru bagi masyarakat, tetapi juga menunjukkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menghadapi tantangan kesehatan global.
Komentar