Sejarah
Beranda » Berita » Peninggalan Herman Willem Daendels yang Tersisa di Indonesia

Peninggalan Herman Willem Daendels yang Tersisa di Indonesia

sejarah-peninggalan-daendels.jpg

Peninggalan Herman Willem Daendels yang Tersisa di Indonesia
Indonesia memiliki banyak peninggalan dari masa kolonial Belanda yang mencerminkan perjalanan panjangnya. Salah satu tokoh yang meninggalkan jejak mendalam di Indonesia adalah Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Pada awal abad ke-19,
Daendels memimpin Hindia Belanda dengan tangan besi dan membawa perubahan signifikan yang masih dapat ditemui hingga hari ini. Berikut adalah berbagai peninggalan Herman Daendels selama memimpin Indonesia.

Daftar Peninggalan Daendels
1. Jalan Daendels (Anyer – Panarukan)
Herman Willem Daendels menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda dari tahun 1808 hingga 1811. Pada masa pemerintahannya, Daendels melakukan berbagai reformasi yang membentuk wajah modern Indonesia. Salah satu peninggalan paling terkenalnya adalah pembangunan jalan raya yang terkenal dengan nama Jalan Daendels.

Jalan Daendels, yang sekarang lebih dikenal sebagai Jalan Raya Pos, dibangun untuk meningkatkan konektivitas antar kota di Pulau Jawa. Proyek ini merupakan wujud nyata dari kebijakan transportasi Daendels yang revolusioner. Meskipun tujuannya awalnya adalah untuk memudahkan pengiriman barang dan pasukan militer, jalan ini secara signifikan mempercepat perkembangan ekonomi dan komunikasi di wilayah tersebut.

Mengungkap Fakta Tersembunyi di Balik Hari Kemerdekaan Indonesia

2. Benteng di Pesisir Jawa dan Sistem Desentralisasi
Peninggalan lainnya yang tak kalah penting adalah benteng-benteng yang dibangun Daendels di sepanjang pantai Jawa. Benteng-benteng ini dirancang untuk melindungi wilayah kolonial dari ancaman serangan, baik dari dalam negeri maupun dari luar. Meskipun beberapa di antaranya telah mengalami kerusakan seiring berjalannya waktu, sejumlah benteng masih berdiri kokoh sebagai saksi bisu dari masa pemerintahan Daendels.

Selain infrastruktur fisik, Daendels juga memberikan dampak signifikan dalam pembentukan tata pemerintahan di Indonesia. Ia memperkenalkan sistem desentralisasi yang memberikan kekuatan lebih kepada pemerintahan lokal. Meskipun pada awalnya bertujuan untuk memudahkan administrasi kolonial, sistem ini memberikan landasan bagi perkembangan pemerintahan daerah di Indonesia setelah merdeka.

3. Penjara Kalisosok
PENJARA Kalisosok di Kecamatan Krembangan merupakan salah satu bangunan peninggalan Belanda. Penjara yang dibangun pada masa kepemimpinan Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36 Herman Willem Daendels tersebut adalah penjara bagi orang Belanda maupun non-Belanda.

Catatan lain soal Penjara Kalisosok ditorehkan Kwee Thiam Tjing. Pria keturunan Tionghoa tersebut merupakan redaktur surat kabar Soeara Publiek. Kwee Thiam Tjing dijatuhi hukuman sebulan penjara karena tulisannya di surat kabar mengkritik pemerintahan Belanda. Catatan itu dibukukan dengan judul Menjadi Tjamboek Berdoeri.

Sejarah dan Keistimewaan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

4. Benteng Lodewijk
Benteng Lodewijk merupakan benteng peninggalan Belanda yang terletak di Pulau Mengare. Secara administratif, benteng ini berdiri di Desa Tanjung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Benteng Lodewijk dibangun oleh Herman Willem Daendels pada abad ke-19, untuk mengawasi kawasan perairan Selat Madura dari aktivitas pasukan Inggris.

Nama Benteng Lodewijk atau Benteng Louis diambil dari nama Louis Napoleon Bonaparte (Lodewijk adalah bahasa Belanda dari Louis). Penamaan ini merupakan sebuah bentuk penghormatan Daendels kepada Louis Napoleon Bonaparte, yang telah mengangkatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36.

Warisan dan peninggalan Daendels tidak hanya berkaitan dengan pembangunan fisik dan sistem pemerintahan. Pada masa pemerintahannya, ia juga melibatkan diri dalam peningkatan produksi pertanian, dengan mengenalkan tanaman komersial seperti kopi dan tebu. Inisiatif ini membuka jalan bagi perkembangan sektor pertanian di Indonesia yang pada akhirnya menjadi salah satu pilar utama ekonomi negara.

Meskipun banyak peninggalan Herman Willem Daendels yang dapat ditemui di berbagai penjuru Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa kebijakan-kebijakannya juga menimbulkan kontroversi. Pembangunan jalan raya dan benteng-benteng sering kali dilakukan dengan memanfaatkan tenaga kerja paksa, yang menyebabkan penderitaan bagi banyak orang. Selain itu, beberapa kebijakan ekonomi yang diterapkan juga memberikan dampak jangka panjang, baik positif maupun negatif.

Sumber: kompas.com, travel.detik.com, jawapos.com

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan