Jakarta, BP – Huione Guarantee, pasar online yang dioperasikan oleh konglomerat Kamboja Huione Group, dilaporkan terlibat dalam memfasilitasi penipuan online di Asia Tenggara. Laporan terbaru dari Elliptic Research mengungkapkan bahwa platform tersebut telah melakukan transaksi senilai lebih dari US$ 11 miliar (sekitar Rp 178,23 triliun), sebagian besar terkait dengan pencucian uang dan penipuan online.
Elliptic, perusahaan analisis blockchain yang berbasis di Inggris, mengungkapkan bagaimana Huione Guarantee memfasilitasi pencucian uang dan penipuan dunia maya menggunakan transaksi mata uang kripto Tether (USDT). Menurut Tom Robinson, salah satu pendiri dan kepala ilmuwan di Elliptic, timnya mampu melacak transaksi mata uang kripto ini berkat “transparansi blockchain” yang memungkinkan transaksi ini dilacak dan diblokir.
Robinson menyatakan, “Transparansi blockchain memungkinkan kita untuk mengukur dan memonitor transaksi kripto dengan cara yang tidak mungkin dilakukan dengan pembayaran lainnya.” Hal ini memberikan alat yang penting bagi penegak hukum dan bisnis untuk mencegah transaksi dengan entitas seperti Huione Guarantee.
Pasar Huione Guarantee beroperasi terutama di Tiongkok, menggunakan ribuan saluran aplikasi pesan instan yang masing-masing dikelola oleh merchant terpisah. Merchant ini menawarkan berbagai layanan yang mendukung operasi penipuan online, termasuk penjualan data pribadi, pencucian uang, serta pengembangan perangkat lunak dan web untuk situs penipuan. Lebih mengejutkan lagi, platform ini juga menyediakan peralatan untuk penyiksaan pekerja di kompleks penipuan.
Meskipun Huione Guarantee menggunakan metode pembayaran seperti transfer bank dan aplikasi pembayaran, mayoritas transaksinya dilakukan menggunakan Tether yang lebih mudah dilacak dibandingkan aliran fiat tradisional. Laporan Elliptic menyebutkan bahwa ratusan alamat kripto yang terkait dengan Huione Guarantee telah diidentifikasi dan diberi label untuk memudahkan pemantauan.
“Kami telah memberi label pada beberapa ratus alamat di alat kami yang digunakan oleh entitas ini, dan pelanggan kami dapat menyaring transaksi dan dompet untuk memastikan tidak berhubungan dengan alamat tersebut,” kata Robinson. Identifikasi ini memungkinkan bursa dan bisnis lain untuk mencegah pencucian dana ilegal yang berkelanjutan.
Penegak hukum kini memiliki alat yang lebih baik untuk melacak dan menangkap para pelaku penipuan ini. “Crypto adalah titik lemah dari penipuan yang memanfaatkannya, yang dapat digunakan untuk membantu membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan,” tambah Robinson.
Huione Group sendiri memiliki hubungan dekat dengan keluarga Hun yang berkuasa di Kamboja. Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, dan keluarganya diperkirakan memiliki kekayaan antara US$ 500 juta hingga US$ 1 miliar menurut Global Witness pada tahun 2016.
Komentar