Medan, harianbatakpos.com – Media sosial baru-baru ini diramaikan dengan potongan video Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, yang menolak jabat tangan dengan Calon Gubernur Andika Perkasa. Video tersebut memicu berbagai spekulasi dan narasi negatif, hingga banyak yang menyebut Nana bersikap cuek. Namun, klarifikasi yang muncul menunjukkan situasi sebenarnya, di mana Nana justru terlihat akrab dengan Andika dan calon lainnya sebelum acara deklarasi kampanye damai.
Dalam konteks pendidikan, sikap Nana yang menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai elemen masyarakat sangat relevan. Ia mengingatkan bahwa keberhasilan pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang damai dan berintegritas memerlukan sinergitas dari pemerintah daerah, KPU, Bawaslu, serta para tokoh masyarakat. Komitmen ini dapat menjadi cermin bagi sektor pendidikan, di mana kolaborasi antara pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
Nana berharap pemimpin yang terpilih dapat membawa perubahan positif dan meningkatkan kesejahteraan Jawa Tengah, termasuk dalam bidang pendidikan. Dengan pendidikan yang berkualitas, generasi mendatang akan lebih siap menghadapi tantangan dan berkontribusi pada pembangunan daerah. Melalui klarifikasi dan komitmen ini, diharapkan narasi yang beredar dapat menjadi pelajaran bagi semua bahwa komunikasi dan kolaborasi adalah kunci dalam menciptakan suasana yang lebih baik, baik dalam politik maupun pendidikan. BP/CW1
Komentar