Menurut Lusiono, seorang pedagang hewan kurban, jelang Idul Adha hanya satu ekor kambing yang terjual dari lapaknya di Jalan Yos Sudarso, Kelurahan Watervang, Kecamatan Lubuklinggau Timur I, selama 5 hari.
“Tahun ini yang paling sepi, tahun kemarin biasanya seminggu sebelum Lebaran baru rame,” ujarnya.
Dampak dari sepinya penjualan ini dirasakan secara negatif pada usahanya. Lusiono menilai bahwa hal ini disebabkan oleh periode penerimaan siswa baru yang bersamaan.
Namun, Lusiono berusaha keras agar hewan kurban yang ia jual, seperti kambing jawa randu, bisa terjual habis. Harga hewan kurban yang ditawarkan tidak mengalami kenaikan, berkisar antara Rp 2 hingga 4 juta, tetap dengan harga tahun lalu.
Untuk mengatasi tantangan ini, Lusiono memberikan pelayanan tambahan kepada pembelinya. Strategi tersebut mencakup gratis biaya ongkir dan garansi penggantian jika kambing yang dibeli ternyata sakit.
Dengan demikian, pedagang seperti Lusiono berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat akan hewan kurban dengan pelayanan terbaik dan harga yang kompetitif.
Komentar