Medan, harianbatakpos.com – Menu Program Makan Bergizi Gratis (MBG) wajib memenuhi keanekaragaman pangan dan disesuaikan dengan Angka Kecukupan Gizi (AKG) berdasarkan usia. Hal ini ditegaskan oleh Pakar Gizi dari Badan Gizi Nasional (BGN), Ikeu Tanziha, dalam sebuah pernyataan resmi. “Kita kembali ke gizi seimbang, jadi komponennya keanekaragaman pangan,” ungkapnya, dilansir dari laman Lambeturah.co.id.
Ikeu menjelaskan bahwa pemenuhan gizi seimbang adalah kunci dalam pelaksanaan program MBG. Setiap sajian harus mencakup kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral secara seimbang. Misalnya, anak-anak membutuhkan lebih banyak kalsium untuk pertumbuhan, sementara ibu hamil memerlukan asam folat untuk perkembangan janin yang optimal.
Ia juga menekankan bahwa komposisi gizi perlu disesuaikan dengan kelompok usia penerima manfaat. “Usia 50 tahun ke atas itu karbohidratnya lebih sedikit tetapi lebih banyak serat,” jelasnya. BGN merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan untuk menetapkan standar gizi bagi anak-anak sekolah, dengan pembagian kebutuhan gizi yang jelas sesuai jenjang pendidikan.
Ikeu menambahkan bahwa variasi menu MBG sangat bergantung pada kebijakan tenaga gizi di masing-masing daerah. Ini bertujuan agar menu yang disajikan tetap relevan dengan pangan lokal, sehingga dapat meningkatkan efektivitas program.
Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05
Komentar