Penyakit menular seksual (PMS) adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi. PMS dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit. Berikut adalah beberapa PMS yang dianggap lebih berbahaya daripada HIV, disertai dengan definisi, asal usul penularan, contoh kasus, dan penanganannya:
1. Sifilis
Definisi: Sifilis adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius jika tidak diobati.
Asal Usul Penularan: Sifilis ditularkan melalui kontak langsung dengan luka sifilis yang terjadi selama aktivitas seksual (vaginal, anal, atau oral). Penularan juga dapat terjadi dari ibu ke bayi selama kehamilan atau persalinan.
Kasus: Seorang pria berusia 45 tahun mengalami luka tidak nyeri pada alat kelaminnya yang sembuh dengan sendirinya. Beberapa bulan kemudian, ia mengalami ruam di seluruh tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki, disertai dengan demam dan kelelahan.
Penanganan:
- Diagnosis: Tes darah (VDRL atau RPR) untuk mendeteksi antibodi terhadap Treponema pallidum.
- Pengobatan: Antibiotik, biasanya suntikan penisilin G. Jika alergi terhadap penisilin, antibiotik lain seperti doksisiklin atau azitromisin dapat digunakan.
- Tindak Lanjut: Tes lanjutan untuk memastikan infeksi telah sembuh, serta edukasi pasien tentang pentingnya pemeriksaan rutin dan menghindari hubungan seksual yang tidak aman.
2. Hepatitis B
Definisi: Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Infeksi ini dapat menjadi kronis dan menyebabkan kerusakan hati jangka panjang, seperti sirosis atau kanker hati.
Asal Usul Penularan: Hepatitis B ditularkan melalui kontak dengan darah, air mani, atau cairan tubuh lain dari orang yang terinfeksi. Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, berbagi jarum suntik, atau dari ibu ke bayi saat melahirkan.
Kasus: Seorang wanita berusia 30 tahun didiagnosis dengan hepatitis B setelah mengalami gejala seperti kelelahan kronis, nyeri sendi, dan jaundice (kulit dan mata menguning).
Penanganan:
- Diagnosis: Tes darah untuk mendeteksi HBsAg (antigen permukaan hepatitis B), HBeAg (antigen e hepatitis B), dan HBV DNA.
- Pengobatan: Pengobatan antivirus seperti tenofovir atau entecavir untuk mengurangi replikasi virus dan mengurangi kerusakan hati.
- Vaksinasi: Vaksin hepatitis B diberikan kepada orang-orang yang belum terinfeksi, terutama mereka yang berisiko tinggi.
- Monitoring: Pemantauan fungsi hati dan viral load secara berkala untuk menilai respons terhadap pengobatan.
3. Human Papillomavirus (HPV)
Definisi: Human Papillomavirus (HPV) adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin serta berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks, anus, penis, vulva, vagina, dan orofaring.
Asal Usul Penularan: HPV ditularkan melalui kontak kulit-ke-kulit selama aktivitas seksual, termasuk hubungan vaginal, anal, dan oral. Virus ini sangat menular dan sering kali tidak menunjukkan gejala pada orang yang terinfeksi.
Kasus: Seorang wanita berusia 35 tahun didiagnosis dengan kanker serviks setelah hasil pap smear menunjukkan perubahan sel abnormal yang diikuti oleh biopsi konfirmasi.
Penanganan:
- Diagnosis: Pap smear untuk skrining awal, diikuti oleh kolposkopi dan biopsi untuk konfirmasi.
- Pengobatan: Tergantung pada stadium kanker, pengobatan dapat meliputi operasi (seperti histerektomi), radioterapi, dan kemoterapi.
- Pencegahan: Vaksin HPV untuk melindungi terhadap strain HPV yang paling berbahaya, termasuk yang menyebabkan kanker serviks.
- Edukasi: Edukasi tentang pentingnya pemeriksaan pap smear rutin dan vaksinasi HPV.
4. Herpes Simpleks (HSV)
Definisi: Herpes Simpleks adalah infeksi virus yang disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). HSV-1 biasanya menyebabkan luka di sekitar mulut, sedangkan HSV-2 biasanya menyebabkan infeksi genital.
Asal Usul Penularan: HSV ditularkan melalui kontak langsung dengan luka herpes atau melalui cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, termasuk melalui hubungan seksual dan kontak kulit-ke-kulit.
Kasus: Seorang pria berusia 28 tahun mengalami lepuhan yang menyakitkan di sekitar area genital, disertai dengan demam dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Penanganan:
- Diagnosis: Pengujian PCR atau kultur virus dari lesi untuk mendeteksi HSV.
- Pengobatan: Obat antivirus seperti asiklovir, valasiklovir, atau famsiklovir untuk mengurangi gejala dan durasi wabah.
- Pencegahan: Menghindari kontak seksual selama wabah aktif, penggunaan kondom, dan terapi supresif harian untuk mengurangi frekuensi wabah dan risiko penularan.
5. Gonore Resisten terhadap Antibiotik
Definisi: Gonore adalah infeksi bakteri yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae. Infeksi ini dapat mempengaruhi alat kelamin, rektum, dan tenggorokan.
Asal Usul Penularan: Gonore ditularkan melalui kontak seksual dengan orang yang terinfeksi, termasuk melalui hubungan vaginal, anal, dan oral.
Kasus: Seorang wanita berusia 25 tahun mengalami nyeri saat buang air kecil dan keputihan abnormal. Setelah pengobatan awal dengan antibiotik tidak berhasil, tes lanjutan mengidentifikasi strain gonore yang resisten terhadap obat.
Penanganan:
- Diagnosis: Kultur bakteri dari area yang terinfeksi dan tes sensitivitas antibiotik.
- Pengobatan: Penggunaan kombinasi antibiotik, misalnya, ceftriaxone bersama dengan azitromisin atau doksisiklin, sesuai dengan panduan terbaru dari otoritas kesehatan.
- Monitoring: Tes lanjutan untuk memastikan infeksi telah sembuh, dan skrining terhadap pasangan seksual.
- Pencegahan: Edukasi tentang penggunaan kondom dan pentingnya tes PMS secara rutin.
Kesimpulan
PMS yang lebih berbahaya daripada HIV dapat memiliki konsekuensi serius jika tidak diobati. Pencegahan, diagnosis dini, dan pengobatan yang tepat adalah kunci untuk mengendalikan dampak penyakit-penyakit ini. Edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat tentang PMS juga sangat penting untuk mengurangi penyebaran infeksi ini.
Komentar