Medan, HarianBatakpos.com – Tidur merupakan salah satu cara untuk mengembalikan energi tubuh. Namun, terkadang seseorang yang sudah cukup tidur masih bisa merasa lelah dan mengantuk. Apa penyebabnya?
Selain kurang istirahat, kelelahan yang berkepanjangan juga dapat disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Seringkali, penyakit-penyakit tersebut menimbulkan gejala yang memengaruhi kualitas dan waktu istirahat.
Berikut adalah beberapa penyebab kantuk dan kelelahan kronis:
- Anemia
Anemia adalah kondisi yang membuat darah sulit mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Ini kerap terjadi pada anemia defisiensi besi. Zat besi berfungsi seperti “gerbong kereta” yang mengangkut oksigen dalam darah. Orang dengan zat besi rendah tidak memiliki cukup gerbong di kereta mereka. Mereka lelah, pusing saat berdiri, mengalami kabut otak, dan palpitasi jantung.
- Diabetes
Belum diketahui secara pasti hubungan antara diabetes dan kelelahan. Namun, para peneliti menduga hal ini berkaitan dengan bagaimana tubuh menggunakan banyak energi untuk mengatasi perubahan kadar gula darah yang sering terjadi. Kelelahan merupakan salah satu gejala diabetes, disertai gejala lain seperti sering haus dan buang air kecil.
- Gangguan Tiroid
Kelenjar tiroid adalah kelenjar kecil yang terletak di leher dan menghasilkan hormon yang membantu mengendalikan penggunaan energi tubuh. Jika kelenjar tiroid tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan kesulitan menjalankan fungsinya. Orang dengan tiroid yang kurang aktif akan merasa lelah. Sel-sel mereka tidak berfungsi dengan baik, mereka lamban, dan refleks mereka lambat.
- Penyakit Jantung
Kelelahan ekstrem juga menjadi salah satu gejala umum gagal jantung kongestif. Kondisi ini terjadi ketika jantung tidak bisa memompa darah sebagaimana mestinya. Kelelahan biasanya bertambah parah saat berolahraga. Orang dengan kondisi ini juga dapat mengalami pembengkakan di lengan atau kaki, serta sesak napas.
- Sleep Apnea
Kondisi ini membuat tubuh tidak bisa memperoleh cukup oksigen saat tidur. Akibatnya, waktu dan kualitas istirahat akan terganggu, sehingga menyebabkan kelelahan. Otak menyadari bahwa Anda tidak mengeluarkan CO2, dan otak terbangun sebentar dalam keadaan waspada. Anda tidak memasuki REM, tidur yang membuat Anda merasa paling baik.
- Menopause
Pada wanita, kelelahan kronis juga bisa dipicu oleh menopause. Pada masa ini, hormon tubuh banyak berubah, yang kemudian memicu gejala seperti gerah dan berkeringat di malam hari. Hal inilah yang dapat merusak waktu dan kualitas istirahat, dan menyebabkan kelelahan di siang hari.
- Depresi
Depresi dapat mengurangi jumlah zat kimia yang dibutuhkan otak untuk bekerja secara optimal, salah satunya adalah serotonin, hormon yang mengatur jam tubuh internal. Depresi juga dapat menurunkan tingkat energi dan memicu kelelahan di siang hari. Orang dengan depresi dapat merasa sulit untuk tertidur di malam hari, atau mungkin bangun lebih awal dari waktu yang diinginkan.
Jika Anda mengalami kelelahan yang berkepanjangan meskipun sudah cukup tidur, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.
Komentar