Medan, HarianBatakpos.com – Pernyataan bahwa penyedap rasa lebih berbahaya dibandingkan micin (MSG) menjadi perdebatan hangat di media sosial.
Unggahan tersebut menekankan bahwa penyedap rasa seperti kaldu ayam atau sapi mengandung zat sintetis yang berpotensi merugikan kesehatan. Di sisi lain, micin dianggap lebih alami, karena dihasilkan melalui proses yang melibatkan bahan baku seperti tetes tebu dan garam.
Dokter dan ahli gizi Tan Shot Yen menyatakan bahwa baik micin maupun penyedap rasa adalah bumbu yang hanya berfungsi untuk menyedapkan masakan. “Iya, micin dan kaldu hanya menyedapkan rasa namun tidak memberikan manfaat,” ucapnya.
Hal ini menunjukkan bahwa keduanya memiliki risiko yang sama dalam hal dampak negatif terhadap kesehatan, dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Tan menyarankan agar masyarakat menggunakan kaldu alami yang bisa dibuat sendiri di rumah.
Misalnya, kaldu ayam dapat dihasilkan dengan merebus tulang atau daging ayam dalam air mendidih. Ini adalah alternatif lebih sehat dibandingkan menggunakan produk yang diproses secara komersial.
Ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada, Toto Sudargo, juga menambahkan bahwa micin dan kaldu tidak berbahaya jika dikonsumsi dalam batas wajar. Ia menegaskan bahwa penambahan sedikit micin atau penyedap rasa pada masakan sudah cukup untuk meningkatkan cita rasa. “Kalau penyedap, pasti hanya sedikit. Micin, kaldu, itu enggak apa-apa, enggak ada masalah,” jelasnya.
Namun, Toto mengingatkan bahwa perhatian lebih harus diberikan pada penggunaan minyak dalam memasak. Minyak jelantah yang digunakan berulang kali dapat memicu masalah kesehatan, seperti dislipidemia. “Konsumsi minyak jelantah sudah dapat dipastikan dapat berbahaya,” ungkapnya.
Dengan demikian, penting bagi masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih bahan masakan dan memperhatikan cara memasak yang sehat.
Komentar