Banjarmasin, HarianBatakpos.com – Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalimantan Selatan terus mendalami aset jaringan Fredy Pratama, alias Miming, yang terlibat dalam penyelundupan 70,76 kilogram sabu-sabu dan 9.560 butir ekstasi. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari upaya penerapan tindak pidana pencucian uang (TPPU) terhadap enam tersangka yang ditangkap.
“Tim masih mendalami untuk dipelajari ke arah TPPU,” ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Kalsel, Kombes Pol. Kelana Jaya di Banjarmasin, Kamis.
Menurut Kelana Jaya, dari enam tersangka yang ditangkap, pihaknya sedang menelusuri rekam jejak mereka, termasuk kapan mereka bergabung dalam jaringan Fredy Pratama.
Penyidik juga berupaya membuka riwayat transaksi keuangan dan aset yang dimiliki para tersangka, jika terindikasi adanya TPPU. “Namun, sementara ini, mereka hanya kaki tangan yang mendapatkan perintah dari pengendali di atasnya,” jelas Kelana Jaya yang didampingi Kasubdit 3 Ditresnarkoba Polda Kalsel, AKBP Ade Harri Sistriawan.
Kelana Jaya menjelaskan bahwa peran enam tersangka tersebut berbeda-beda. MAZ, AW, dan JIB berperan sebagai pengambil barang ke Kalimantan Barat setelah mendapatkan perintah. Sementara itu, MMU bertindak sebagai pengendali di lapangan dan terdeteksi sebagai operator jaringan Fredy Pratama di wilayah Jakarta, Surabaya, dan Bali.
Tersangka MMA adalah mekanik yang memodifikasi mobil sehingga memiliki bunker untuk membawa sabu-sabu dan ekstasi. Sementara itu, STV berperan sebagai penjaga gudang penyimpanan narkoba di Banjarmasin, yang akan disebarkan sesuai dengan permintaan pasar setelah tiba dari Kalimantan Barat.
Komentar