Medan, HarianBatakpos.com – Di era digital, fenomena yang berkembang pesat adalah pergeseran kebiasaan membaca, terutama di kalangan mahasiswa. Meskipun banyak yang beralih ke e-book, Universitas Terbuka (UT) tetap mempertahankan distribusi buku cetak sebagai bagian integral dari sistem pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa buku cetak masih memiliki peranan penting dalam pendidikan, meskipun inovasi dalam penyampaian materi terus berkembang.
Rektor Universitas Terbuka, Mohamad Yunus, menyatakan, “Mahasiswa senang dengan bahan digital, tetapi tidak untuk sesuatu yang harus dipelajari dalam waktu lama.” Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun preferensi mahasiswa beralih ke media digital, kebutuhan akan buku cetak untuk pembelajaran jangka panjang tetap ada.
Pentingnya Buku Cetak dalam Pembelajaran
Studi menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran melalui buku fisik lebih baik dibandingkan dengan media digital. Penelitian oleh Virginia Clinton (2019) mengungkapkan bahwa pemahaman membaca dari buku cetak lebih baik dibandingkan dari layar. Ini disebabkan oleh pengalaman fisik yang dihadirkan oleh buku cetak, seperti membalik halaman dan menandai bagian penting, yang membantu otak dalam memproses dan menyimpan informasi.
Universitas Terbuka juga menyediakan berbagai jenis bahan ajar, termasuk Buku Materi Pokok (BMP) dan bahan ajar digital yang dilengkapi dengan teknologi interaktif. Dengan begitu, mahasiswa mendapatkan manfaat dari kedua format, baik cetak maupun digital.
Di tengah maraknya teknologi digital, buku cetak tidak akan punah. Universitas Terbuka terus mengadaptasi dan berinovasi dalam penyampaian bahan ajar, memastikan bahwa mahasiswa tetap mendapatkan pengalaman belajar yang optimal. Dengan kombinasi yang tepat antara buku cetak dan digital, pendidikan dapat terus berkembang dan memenuhi kebutuhan zaman, dikutip dari kompas.com.
Komentar