HarianBatakpos.com – Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, menegaskan bahwa perbankan nasional masih merupakan tempat yang sangat aman untuk menyimpan uang. Abdullah menekankan bahwa lembaga keuangan tersebut diawasi ketat oleh regulator.
Abdullah juga menyarankan masyarakat untuk tetap percaya pada kinerja perbankan nasional. “Menyimpan uang di bank sangat aman. Malah dibandingkan emas, simpanan di bank lebih likuid bisa digunakan untuk belanja dengan kartu debit. Bank adalah lembaga keuangan yang sangat ketat diawasi,” ungkap Abdullah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.
Namun demikian, Abdullah mengingatkan nasabah untuk tetap berhati-hati dan memastikan bahwa bank yang mereka gunakan telah dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). LPS adalah sebuah lembaga independen yang dibentuk untuk meningkatkan kepercayaan nasabah atau masyarakat terhadap bank, sehingga dapat menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
LPS menjamin simpanan nasabah pada satu bank dengan maksimal saldo Rp2 miliar. Apabila saldo melebihi Rp2 miliar, maka akan ditangani oleh tim likuidasi berdasarkan likuidasi kekayaan bank. Simpanan nasabah bank konvensional yang dijamin LPS antara lain berbentuk tabungan, deposito, giro, sertifikat deposito, dan bentuk lainnya.
Pada tanggal 23 April, akun media sosial Rama News (@ramanews) mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok @widia_pengamatpolitik. Video tersebut menyebarkan informasi palsu dengan narasi bahwa kehilangan uang nasabah BRI merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos.
Pengunggah video juga mengajak masyarakat untuk menarik uang mereka dari BRI dan menyimpannya sendiri. BRI telah menegaskan bahwa klaim tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
Berkaitan dengan video hoaks tersebut, Corporate Secretary BRI, Agustya Hendy Bernadi, mengimbau masyarakat untuk menggunakan media sosial secara positif. Bernadi juga menekankan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
“BRI juga terus mengimbau dan memberikan edukasi kepada nasabah, serta masyarakat untuk dapat bertransaksi aman dan nyaman. Hal tersebut tak lepas dari masih adanya berbagai modus penipuan online atau social engineering,” ujar Bernadi.
Salah satu modus penipuan yang marak terjadi adalah melalui permintaan untuk meng-klik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA). BRI mengingatkan nasabah agar lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, menginstal, maupun mengakses aplikasi tidak resmi.
Bernadi juga mengimbau nasabah untuk menjaga kerahasiaan data pribadi dan data perbankan, serta tidak memberikan informasi tersebut kepada orang lain atau pihak yang mengatasnamakan BRI. Hal ini termasuk memberikan informasi data pribadi maupun data perbankan (nomor rekening, nomor kartu, PIN, user, password, OTP, dan sebagainya) melalui saluran, tautan, atau website yang sumbernya tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Komentar