Headline Selebritis
Beranda » Berita » Perbedaan Empty Sella Syndrome dan Meningitis; Penyakit yang Diderita Ruben Onsu dan Olga Syahputra

Perbedaan Empty Sella Syndrome dan Meningitis; Penyakit yang Diderita Ruben Onsu dan Olga Syahputra

Harianbatakpos.com , JAKARTA – Dalam kabar mengenai penyakit yang diderita Ruben Onsu, banyak warganet yang teringat pada mendiang Olga Syahputra. Meskipun keduanya mengalami penyakit yang berbeda, banyak yang berspekulasi bahwa penyakit yang mereka alami terkait dengan guna-guna.

Namun, faktanya Ruben dan Olga menderita penyakit yang berbeda. Ruben didiagnosis mengidap empty sella syndrome, sementara Olga mengidap meningitis yang menyebabkannya meninggal dunia. Berikut adalah perbedaan antara kedua penyakit tersebut, seperti dilansir dari Suara.com:

Empty Sella Syndrome

Profil Saaih Halilintar, YouTuber Muda Pemilik Rumah Rp120 M

Menurut laman WebMD, empty sella syndrome (ESS) adalah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di tulang belakang yang menekan kelenjar pituitari.

Kelenjar pituitari adalah penghasil hormon yang membantu mengendalikan banyak proses dan fungsi organ dalam tubuh. Penyakit ini lebih sering terjadi pada perempuan daripada laki-laki.

Selain itu, orang yang mengalami obesitas atau tekanan darah tinggi juga lebih berisiko mengalami penyakit ini. Beberapa gejala umum ESS meliputi sakit kepala, tekanan darah tinggi, kelelahan, impotensi pada pria, rendahnya gairah seksual, menstruasi tidak teratur pada wanita, dan infertilitas.

Beberapa kasus juga dapat menunjukkan gejala seperti perasaan tertekan di dalam tengkorak, cairan tulang belakang bocor dari hidung, pembengkakan di mata, dan penglihatan kabur.

Kasus Rita Jelita Tewas Dibunuh di Sunggal Menyisakan Duka, Handphone Diduga Digelapkan dan Juper Lolos SIP

Meskipun ESS bukanlah kondisi yang mengancam jiwa, penderitanya dapat menjalani pengobatan melalui konsumsi obat-obatan atau melalui operasi.

Meningitis

Mengutip Halodoc, meningitis adalah peradangan pada meningen, yaitu lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi meningitis ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit. Seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi terkena meningitis.

Gejala yang muncul antara lain kejang, gangguan sensorik, dan gangguan perilaku pada penderita. Bukan hanya itu, meningitis juga bisa menyebabkan penurunan kesadaran dan edema otak yang berbahaya. Pengobatan meningitis tergantung pada jenis infeksi yang menyebabkannya, apakah itu disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Dalam kasus Ruben Onsu, dia didiagnosis mengidap empty sella syndrome. Empty sella syndrome adalah kondisi di mana terjadi penumpukan cairan di tulang belakang yang menekan kelenjar pituitari. Kondisi ini lebih umum terjadi pada perempuan dan sering terkait dengan obesitas atau tekanan darah tinggi.

Gejala yang dialami Ruben termasuk sakit kepala, tekanan darah tinggi, kelelahan, impotensi pada pria, rendahnya gairah seksual, menstruasi tidak teratur pada wanita, dan infertilitas.

Di sisi lain, Olga Syahputra didiagnosis mengidap meningitis, yang merupakan peradangan pada lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang. Meningitis dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.

Gejala yang dialami Olga termasuk kejang, gangguan sensorik, gangguan perilaku, penurunan kesadaran, dan edema otak yang berbahaya.

Dalam kesimpulan, meskipun Ruben Onsu dan Olga Syahputra mengalami masalah kesehatan yang berbeda, yaitu empty sella syndrome dan meningitis, keduanya adalah kondisi yang serius dan membutuhkan perhatian medis.

Penting untuk memahami perbedaan antara kedua penyakit ini dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk pengobatan dan perawatan yang sesuai.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan