Medan, HarianBatakpos.com – Perang Rusia-Ukraina kian memanas, kali ini melibatkan persaingan sengit atas sumber daya mineral langka. Amerika Serikat (AS) mengancam akan menghentikan akses internet Starlink di Ukraina jika Kiev tidak mau berbagi kepemilikan atas cadangan mineral langkanya. Ancaman ini muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak permintaan AS untuk menguasai 50% dari kekayaan mineral Ukraina.
Mineral Langka: Kunci Penting Teknologi Masa Depan
Mineral langka merupakan bahan baku penting untuk berbagai teknologi canggih, seperti smartphone, mobil listrik, dan senjata militer. AS, yang sedang gencar mengembangkan teknologi canggih, sangat membutuhkan akses ke sumber daya mineral langka. Ukraina, yang memiliki cadangan mineral langka yang signifikan, menjadi target utama AS dalam perebutan sumber daya ini, dilansir dari SINDOnews.
Starlink: Jaringan Internet Vital Bagi Ukraina
Sejak tahun 2022, Elon Musk telah menyumbangkan lebih dari 40.000 terminal internet Starlink ke Ukraina. Jaringan internet ini telah menjadi tulang punggung komunikasi bagi pasukan Ukraina di medan perang. Ancaman penutupan akses Starlink akan menjadi pukulan telak bagi Ukraina, yang sangat bergantung pada jaringan internet ini untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia.
Permintaan AS: “Saya Tidak Bisa Menjual Negara Kita”
Dalam pertemuan dengan utusan AS, Keith Kellogg, Zelensky diberitahu bahwa Ukraina menghadapi “penutupan segera” layanan Starlink jika tidak menandatangani kesepakatan tentang mineral langka dengan AS. Zelensky dengan tegas menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan, “Saya tidak bisa menjual negara kita.”
Konflik Kepentingan: AS vs Ukraina
Permintaan AS untuk menguasai 50% kekayaan mineral Ukraina telah memicu konflik kepentingan antara kedua negara. AS berpendapat bahwa Ukraina harus bekerja sama untuk mengamankan akses ke sumber daya mineral langka, yang dianggap penting bagi keamanan nasional mereka. Namun, Ukraina merasa bahwa permintaan AS terlalu berlebihan dan mengancam kedaulatan negara mereka.
Komentar