Menurut Ompu Buntilan alias Batara Sangti dalam bukunya Sejarah Batak, Sisingamangaraja X yang lahir tahun 1785, meninggal dunia pada 1819 dalam usia 34 tahun. Waktu dia baru berkuasa sebagai raja selama empat tahun saja.
Perlawanan memang dilakukan rakyat Batak, tetapi pasukan Paderi sangat kuat. Penyerangan itu mengakibatkan tanah Batak banjir darah dan mayat tergeletak dimana-mana hingga jumlahnya mencapai seratusan ribu lebih.
Perang ini mengakibatkan munculnya dampak buruk, penyakit kolera yang bersumber dari gelimpangan mayat-mayat. Kala itu tidak ada obat penyembuh. Setiap orang yang terjangkit, paling lama dalam dua atau tiga hari akhirnya meninggal dunia.
Wabah kolera itu menjadi alasan keluarnya pasukan Paderi dari pusat kerajaan Batak. Mereka kembali ke Minangkabau untuk menghadapi Belanda yang mulai menduduki Sumatera Barat. Dalam sebuah pertempuran di Air Bangis, Pasaman, Sumatera Barat, pada Januari 1833, Tuanku Rao akhirnya meninggal dunia.
Sejarah Masuknya Islam di Tanah Batak
Setelah peristiwa invasi Tuanku Rao ke Batak, satu pasukan Paderi lainnya datang ke Mandailing, dipimpin Tuanku Tambusai. Berbeda juga dengan Tuanku Rao yang masuk ke Mandailing melalui Muara Sipongi, maka pasukan Tuanku Tambusai masuk melalui Sibuhuan, Padang Lawas, dan menginjakkan kakinya di Sipirok.
Di sinilah dibangun cikal-bakal masjid pertama di Sipirok bernama Masjid Raya Sori Alam Dunia Sipirok Mashalih yang pemugarannya dibangun 16 Juli 1926 dan masih berdiri hingga sekarang.
Kendati sama-sama berasal dari Paderi, namun dalam pengislaman, pola Tuanku Tambusai lebih lembut dibanding Tuanku Rao. Kedua misi pengislaman itu akhirnya menjadikan wilayah Mandailing Natal, Tapanuli Selatan, Padanglawas dan Padangsidimpuan sebagai daerah mayoritas Islam.
Serangan Paderi di bawah pimpinan kedua tokoh itu merupakan gelombang terakhir dari tiga gelombang masuknya Islam ke Sumut. Anehnya, dari tiga gelombang masuknya Islam itu, tak satupun berhasil membuat Islam tersebar luas di Tanah Batak, wilayah Kabupaten Tapanuli Utara dan Toba Samosir sekarang.
“Seolah ada rantai yang terputus dalam proses penyebaran Islam di Tanah Batak,” kata Profesor HM Ridwan Lubis, Guru Besar UIN Sumut.
Sementara itu sejarah masuknya Islam di Tomok, Samosir pertama kali dibawa oleh panglima perang Raja Sidabutar ke-2, bernama Tengku Muhammad Said yang berasal dari Aceh.
Komentar