Tengku merupakan panglima perang Raja Sidabutar ke-2, Ompu Niujungbarita Sidabutar. Patung Tengku ada dalam peti mati Raja Sidabutar ke-2 sebagai bentuk penghormatan.
Di bawah kepemimpinan Tengku Muhammad Said, wilayah kekuasaan kerajaan Sidabutar kian meluas. Sayangnya, meski sukses dalam kariernya sebagai panglima perang, Tengku Muhammad Said gagal menyebarkan Islam.
Hingga akhirnya kejayaan kerajaan Sidabutar, tak seorang keluarga raja pun yang memeluk Islam. Mayoritas keluarga raja dan rakyatnya memeluk kepercayaan Parmalim dimana mereka dilarang makan daging babi, anjing dan darah. Hanya raja ke-3 yang memeluk agama Kristen sebelum meninggal dunia.
Cerita tentang panglima perang Tengku Muhammad Said dan keluarga Raja itu dapat dilihat di makam keluarga raja Sidabutar yang ada di Tomok.
Para ahli sejarah mengatakan, kegagalan proses pengislaman di Tanah Batak karena strateginya salah. Apalagi tentara Paderi meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Batak.
Dalam sejumlah catatan cendikiawan Batak, serangan tentara Paderi merupakan kepedihan pertama yang dialami masyarakat Batak. Sedangkan kepedihan kedua diakibatkan perang melawan penjajahan Belanda tahun 1877.
Hingga kini, setidaknya ada tiga agama dan dua kepercayaan yang dianut masyarakat Batak. Tiga agama itu adalah Kristen Katolik, Kristen Protestan dan Islam hidup rukun dan damai. Sementara kepercayaan nenek moyang yakni Parmalim dan animisme masih ada dianut masyarakat etnis Batak. (okz/Rusman Siregar)
Komentar