Sejarah
Beranda » Berita » Perjalanan Terakhir Nabi Muhammad: Isyarat Hidup yang Tidak Lama Lagi di Dunia dan Tangisan Umar bin Khattab

Perjalanan Terakhir Nabi Muhammad: Isyarat Hidup yang Tidak Lama Lagi di Dunia dan Tangisan Umar bin Khattab

Pada masa sekitar dua bulan sebelum wafatnya Nabi Muhammad, beliau melaksanakan haji perpisahan atau haji wada’ bersama ratusan ribu umat Islam. Haji ini menjadi momen bersejarah yang menandakan kekokohan umat Islam di Jazirah Arab, yang telah beralih ke agama Islam.

 

Menurut laporan dari NU Online yang mengutip Syekh Mushtafa as-Siba’i dalam kitab As-Sîrah an-Nabawiyah Durus wa ‘Ibar, sekitar 114.000 umat Muslim dari Jazirah Arab dan sekitarnya melaksanakan ibadah haji pada saat itu. Bahkan, menurut Safyurrahman al-Mubarakfuri dalam kitab Ar-Raḫîqul Makhtûm, jumlah jamaah haji pada saat itu mencapai 124.000 atau 140.000.

Mengungkap Fakta Tersembunyi di Balik Hari Kemerdekaan Indonesia

 

Angka tersebut sangat mengesankan mengingat Nabi Muhammad hanya membutuhkan waktu sekitar 23 tahun untuk mengislamkan bangsa Arab yang telah lama berpegang pada ideologi jahiliyah mereka yang sangat kuat.

 

Pada saat haji wada’, Nabi Muhammad menyampaikan pernyataan yang menggetarkan hati umat Islam. Beliau meminta agar umat Islam senantiasa berpegang teguh pada Al-Quran dan hadis. Dengan berpegang pada kedua sumber tersebut, mereka tidak akan tersesat dan selalu berada dalam cahaya kebenaran.

Sejarah dan Keistimewaan Indonesia Sebagai Negara Kepulauan

 

Setelah pidato Nabi Muhammad selesai, ayat Al-Quran dari surat Al-Maidah turun. Hal ini semakin menguatkan dugaan sejumlah sahabat bahwa usia Nabi Muhammad tidak akan lama lagi di dunia.

 

Ayat tersebut menyatakan bahwa agama Islam telah sempurna dan dengan berpegang teguh pada agama ini, umat Islam akan hidup dalam kebenaran. Ayat ini juga memberikan petunjuk bahwa tugas Nabi Muhammad di dunia ini akan segera berakhir.

 

Setelah pidato Nabi Muhammad dan turunnya ayat Al-Maidah tersebut, beberapa sahabat menangis karena mereka memahami arti dari peristiwa tersebut. Salah satu sahabat yang menangis adalah Umar bin Khattab.

 

Seorang sahabat yang tidak mengerti bertanya kepada Umar mengapa ia menangis. Umar memberikan jawaban yang tersirat bahwa Nabi Muhammad akan segera meninggalkan dunia ini.

 

Umar menjawab, “Sesungguhnya setelah kesempurnaan, pasti akan ada kekurangan.” Jawaban ini menunjukkan bahwa Umar mengetahui bahwa Nabi Muhammad akan segera dipanggil oleh Allah.

 

Benar saja, beberapa bulan setelah peristiwa tersebut, kondisi kesehatan Nabi Muhammad semakin menurun. Beliau memilih untuk dirawat oleh istrinya, Aisyah. Pada hari Senin, tanggal 12 Rabiul Awal atau 8 Juni 632 M, Nabi Muhammad menghembuskan napas terakhirnya di hadapan Aisyah.

 

Peristiwa ini menjadi momen yang penuh kekhidmatan dan kesedihan dalam sejarah umat Islam. Wafatnya Nabi Muhammad adalah titik akhir dari kehidupan beliau di dunia ini, tetapi warisan ajaran dan kepemimpinannya tetap hidup hingga saat ini.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan