Jakarta-BP: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Namun dolar AS sudah mampu didorong ke bawah Rp 14.600.
Pada Selasa (11/12/2018), US$ 1 dibanderol Rp 14.595. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah membeberkan strategi BI untuk mengusahakan nilai rupiah tetap stabil, di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu.
Nanang menjelaskan, setidaknya terdapat tiga langkah yang ditempuh BI untuk menjaga kestabilan nilai rupiah.
“Bank Indonesia melakukan langkah stabilisasi [nilai tukar] rupiah dengan mengerahkan instrument yang tersedia. Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar DNDF [Domestic Non Deliverable Forward], di pasar spot secara terukur, dan intervensi dalam bentuk pembelian SBN [Surat Belanja Negara] di pasar sekunder,” jelas Nanang pada CNBC Indonesia, Selasa (11/12/2018).
Sebagai informasi, DNDF merupakan alternatif instrumen lindung nilai (hedging) bagi pengusaha, korporasi dan perbankan. Instrumen lindung nilai sendiri bertujuan agar pengusaha, korporasi, dan perbankan tidak memborong valas atau mata uang asing sekaligus di pasar spot (pasar untuk membeli instrumen keuangan atau komoditas). Kegiatan memborong valas di pasar spot inilah yang biasanya memberi tekanan pada nilai tukar suatu mata uang, termasuk rupiah.
Menurut Nanang, dengan mengintervensi DNDF dan SBN, diharapkan mampu membatasi pembelian, sehingga nilai tukar rupiah dapat terjaga.
“Pada sesi sore Bank Indonesia membuka lelang DNDF dari pukul 15.30 WIB sampai 16.00 WIB. Langkah yang ditempuh Bank Indonesia diperlukan untuk memastikan nilai tukar rupiah tidak melemah terlalu tajam dan keyakinan masyarakat terjaga,” tutur Nanang.
Nanang juga mengungkapkan, kalau siang tadi nilai tukar rupiah sempat melemah sekitar -0,68% menjadi Rp 14.660/US$. Namun, kembali menguat saat lelang DNDF ditutup, menjadi Rp 14.590/US$.
(CnbcIndonesia) BP/JP
Komentar