Medan-BP: Beberapa hari belakangan, persoalan Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA) marak terjadi di Sumatera Utara (Sumut). Persoalan ini bahkan menyebabkan terjadinya benturan antar masyarakat.
Sepertin halnya yang terjadi di Perumnas Mandala Kabupaten Deli Serdang, masyarakat saling serang karena adanya Mesjid yang dilempar oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Pelemparan ini diduga dampak dari penggusuran warung minum tuak yang ada di sekitar mesjid.
Bukan hanya itu, di Kabupaten Batubara viral adanya plank parkir khusus muslim. Hal ini menjadi polemik seluruh masyarakat di Sumatera Utara.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Badan Koordinasi (Badko) HMI Sumatera Utara meminta agar masyarakat menanggapi hal ini dengan tenang. Ia menilai persoalan-persoalan ini tidak perlu dibesar-besarkan.
“Ini persoalan sederhana sebenarnya, kita saja yang terlalu membesar-besarkan. Sehingga terjadi keributan. Oleh karena itu, baiknya kita melihat ini dengan tenang dan jangan dibesar-besarkan,” jelas Hasbi kepada wartawan, Senin (27/1/2020).
Persoalan ini, kata Hasbi, harus dijadikan pelajaran untuk semua masyarakat. Menurutnya, yang paling penting adalah tetap menjaga perdamaian.
“Jadikan pelajaran saja agar tidak terulang. Yang terpenting perdamaian antara kita sesama masyarakat harus terjaga, ini untuk kepentingan kita semua masyarakat Sumut,” jelas Hasbi.
“Penting untuk menjaga keberagaman kita ini. Sejak nenek moyang kita hidup rukun dengan beragam perbedaan ini, lalu kenapa sekarang kita harus ribut?. Perbedaan ini harus jadi anugrah, bukan malah jadi konflik,” imbuhnya.
Diakhir, Hasbi meminta agar seluruh masyarakat untuk dapat menahan diri jika terjadi permasalahan.
“Kita perlu menjaga Kamtibmas di Sumut, ya saling menahan dirilah kalau ada masalah sosial di masyarakat. Baiknya kita lebih banyak melihat keuntungan perbedaan ini daripada masalah-masalah yang akan terjadi,” tandasnya. (BP/red)
Komentar