Daerah
Beranda » Berita » Petani Jagung di Toba Tagih Janji Bupati Jamin Ketersediaan Pupuk

Petani Jagung di Toba Tagih Janji Bupati Jamin Ketersediaan Pupuk

Seorang petani di Desa Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba Monang Pardede sedang berada di areal pertaniannya.

Toba-BP: Dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Toba mengucurkan bantuan bibit jagung bagi masyarakat sekitar 50 ton dengan estimasi biaya sekitar Rp 6 Miliar.

Selain pengadaaan bibit unggul Pioner 32, Bupati Toba Poltak Sitorus berjanji menjamin ketersediaan pupuk bagi para petani jagung.

Hasil amatan, bibit jagung yang diberikan pemerintah tersebut tidak bertumbuh dengan baik di Desa Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda, Kabupaten Toba. Bibit jagung ditanami di areal persawahan pascapanen padi.

Karier Politik Widia Ningsih, Jadi Wakil Bupati Lahat di Usia 30 Tahun!

Seorang petani Monang Pardede di desa tersebut (60) menjelaskan, bibit jagung mengalami gangguan pertumbuhan karena curah hujan yang berlebihan pascatanam.

Selain curah hujan berlebihan, ia juga mengeluhkan ketersediaan pupuk bagi tanaman jagung yang kini berumur hampir 2 bulan.

Sehingga, ia berharap Pemkab Toba menepati janjinya soal jaminan ketersediaan pupuk bagi para petani.

“Kami berharap kepada pemerintah, pemerintah tepatilah sesuai janjinya soal penyediaan pupuk,” ujar seorang petani jagung Monang Pardede (60) pada Selasa (14/9/2021).

Isu Empat Pulau Hadiah untuk Jokowi Dibantah, Kemendagri Buka Suara

Secara tegas, pupuk yang ia telah dapatkan kurang sesuai dengan lahan yang ia olah. Dengan demikian, ia kurang yakin akan pertumbuhan jagung tersebut.

“Yang jelas pupuk itu memang kurang. Kalau lahan kita ini, lebih kurang 7 rante. Dalam pola tanam jagung itu, semakin banyak pupuk, semakin banyak juga hasilnya,” sambungnya.

Sejauh pengalamanya sebagai petani jagung selama belasan tahun, ia menggunakan tiga jenis pupuk.

“Yang kita butuhkan itu pupuk urea, phonska, dan NPK mutiara. Kami biasanya di sini melakukan dua kali pemupukan dalam penanaman. Inilah keadaanya padahal sudah dua kali pemupukan,” sambungnya.

Dengan melihat perkembangan bibit jagung pada lahannya, ia akan mengalami kerugian sekitar 50 persen dari hasil yang biasanya ia peroleh.

“Kalau soal bibit, mudah-mudahan yang bagus. Biasanya kita dapat hasil itu hingga 400 kilogram per rante. Tapi kalau lihat situasi ini, 200 kilogram pun lumayanlah,” pungkasnya.

“Ini kita rawat supaya pupuknya itu keluar lagi. Kalau kita tidak rawat maka pupuk tidak keluar lagi. Ini, punya orang lain yang kita olah, supaya balik modal,” terangnya.

Selanjutnya, ia juga mengutarakan perihal curah hujan berlebihan setelah penanaman bibit jagung.

“Bibit jagung ini merupakan bantuan pemerintah dan kami bersyukur atas bibit ini. Tapi, setelah kita tanam, hujan terus datang, padahal setelah kita tanam pertumbuhannya bagus,” terangnya.

“Setelah seminggu penanaman, hujan terus datang. Sehingga perkembangan jagung ini menurun,” pungkasnya. (BP/JP)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan