Medan, HarianBatakpos.com – Pasangan calon gubernur (Cagub) Jakarta nomor urut 2, Dharma Pongrekun, dengan lapang dada menerima kekalahan dalam Pilkada 2024.
Ia menyatakan ikhlas dan menjadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran berharga dalam perjalanan politiknya. Pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi pendatang baru di dunia politik seperti dirinya.
Kekalahan Pilkada: Pelajaran Berharga bagi Pendatang Baru
Dharma Pongrekun, yang berpasangan dengan Kun Wardana, menyampaikan selamat kepada pasangan Pramono Anung dan Rano Karno yang telah resmi ditetapkan sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta periode 2025-2030.
“Saya ucapkan selamat kepada Mas Pram dan Bang Doel, anak Betawi asli menurut film ‘Si Doel Anak Betawi’,” ujar Dharma di Hotel Pullman, Jakarta Barat. Ia menekankan rasa ikhlasnya atas hasil Pilkada tersebut, dilansir dari Detikcom.
Meskipun mengakui kekalahan, Dharma Pongrekun tetap memberikan masukan untuk perbaikan sistem demokrasi ke depannya. Ia menyoroti pentingnya pengaturan yang lebih ketat terkait penggunaan sembako dalam kampanye untuk mencegah kecurangan dan menekan biaya politik.
“Jika ditemukan ada penggunaan sembako dalam kampanye, sebaiknya langsung diskualifikasi,” tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmennya terhadap demokrasi yang lebih beradab.
Dharma juga menyampaikan beberapa harapannya untuk Jakarta ke depan. Ia berharap agar tidak ada lagi pandemi dan adanya kebijakan yang melindungi hak masyarakat untuk menolak vaksin jika diperlukan.
Keprihatinan terhadap lingkungan juga ia sampaikan, menyinggung manipulasi cuaca yang berdampak pada kesehatan masyarakat Jakarta. “Saya siap membantu membersihkan jika diperlukan. Ini tentang keselamatan keluarga kita semua,” imbuhnya.
KPU Jakarta resmi menetapkan Pramono Anung dan Rano Karno sebagai pemenang Pilkada dengan perolehan suara 50,07%.
Pengalaman Dharma Pongrekun dalam Pilkada ini menjadi bukti nyata bagaimana dunia politik memberikan pelajaran berharga bagi pendatang baru. Ia membuktikan bahwa kekalahan bukanlah akhir segalanya, melainkan awal untuk belajar dan berkontribusi bagi masyarakat.
Komentar