Medan, HarianBatakpos.com – Dalam isu terbaru mengenai pagar laut di pesisir Laut Tangerang, nelayan Tanjung Pasir mengungkapkan intimidasi yang mereka alami.
Pagar laut yang terbentang sepanjang 30,16 kilometer ini telah menimbulkan polemik di kalangan warga. Mereka merasa bahwa protes mereka tidak diindahkan dan malah berujung pada ancaman dari pihak tertentu.
MN (55), salah satu nelayan yang terdampak, menceritakan pengalaman pahitnya. “Kalau memang berani cabut, kalau memang kamu nggak sayang anak istri boleh,” ujarnya, mengisahkan ancaman yang diterima oleh salah satu awak kapalnya.
Hal ini menunjukkan betapa seriusnya situasi yang dihadapi oleh warga setempat, dilansir dari Detikcom.
Meskipun mereka sudah melaporkan ancaman tersebut kepada pihak berwenang, respon yang mereka terima sangat mengecewakan. “Kami disuruh diam, jadi kayak rakyat ini mau ngomong apa kalau aparat sudah seperti itu,” ungkap MN.
Hal ini menimbulkan pertanyaan besar tentang bagaimana pemerintah dan aparat menangani keluhan masyarakat.
Dalam klarifikasi yang diberikan oleh anggota TNI AL, mereka mengaku pernah melakukan audiensi dengan nelayan. Namun, mereka membantah adanya intimidasi dari aparat. “Karena pas nelayan tanya RT, RW jawabannya nggak tahu,” jelasnya. Ini menambah kerumitan situasi yang sudah tegang.
MN mengakui bahwa ancaman tersebut kini sudah tidak ada lagi. Namun, dia menilai bahwa pemerintah tidak jujur mengenai pemilik pagar laut. “Itu bohong, itu punya Agung Sedayu Group,” tegasnya. Pengakuan ini menambah dimensi baru pada polemik yang ada.
Kasus ini menunjukkan pentingnya transparansi dan dialog antara warga dan pemerintah. Dengan semakin banyaknya laporan, diharapkan pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah ini.
Komentar