Deli Serdang-BP: Kejanggalan demi kejanggalan atas tewasnya Harianto Chandra Sitohang, tepatnya di sawah Dusun III Desa Ramunia I, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu 6 Juni 2021 kemarin mulai terbuka.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) LSM Topan RI Kabupaten Deli Serdang Carles Sipayung melakukan investigasi dan menemui sejumlah saksi atau warga yang melihat korban sebelum ditemukan tewas.
Sebelum ditemukan tewas, Sabtu 5 Juni 2021 sekira pukul 19:30 WIB, awalnya korban histeris menjerit minta tolong. Selanjutnya, warga berbondong-bondong mendatangi sumber suara. Sampai dilokasi, warga melihat korban sedang melompat kedalam sawah dan berenang. Kondisi sawah sewaktu itu baru selesai ditanami padi dan airnya sekira seukuran semata kaki orang dewasa, selain itu, sawah itu juga dipenuhi lumpur.
Selanjutnya, belasan warga melihat aksi korban. Salah satu warga bertanya kepada korban sedang ngapain dan korban menjerit berkata “Alani Hodo Makyo, Ibana Parjolo Mamukkul AU artinya gara – gara kau ini Makyo, Dia Duluan Mukul Aku”. Namun, setelah mendengar ucapan dari korban. Bukannya menolong, warga malah pergi.
“Ini sangat aneh, kenapa warga pergi setelah mendengar pengakuan dari korban yang dimalam itu sedang berenang disawah yang berlumpur itu. Karena tidak ditolong, korban akhirnya ditemukan tewas dalam kondisi telungkup disawah itu. Ini sangat aneh dan janggal,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) LSM Topan RI Kabupaten Deli Serdang Carles Sipayung kepada awak media, Selasa (3/8/2021).
Carles melakukan investigasi dilokasi penemuan mayat dan melihat dilokasi sudah dipenuhi padi. Dia meminta agar polisi mengusut kematian korban.
“Jadi tewasnya korban hampir berjalan dua bulan dan sedang dalam penanganan petugas kepolisian dari Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Deli Serdang. Kami meminta polisi mengusut dibalik ucapan korban sebelum ditemukan tewas, korban mengaku gara – gara kau ini Makyo, Dia Duluan Mukul Aku. Berarti bisa jadi, korban dipukul oleh seseorang,” tutur Carles.
Kalau dugaan LSM Topan RI, kematian korban seperti ada dalang atau orang lain yang menyebabkannya meninggal dunia.
Selain itu, dia juga menyebut ada kejanggalan terkait tewasnya mantan petinju yang pernah mengharumkan nama Negera Republik Indonesia atas prestasinya selama menjadi atlet.
“Kejanggalan yang kami teliti dan investigasi bahwa korban sempat minta tolong. Sepeda motor korban berada jauh dari TKP lebih kurang 800 meter,” ungkap Carles.
Selain itu, posisi kematian pria itu dalam keadaan telungkup disawah seperti ada orang yang memaksa atau membenamkan wajahnya disawah yang dipenuhi air dan lumpur. Atau ada yang membawanya ke lokasi dia ditemukan.
“Ada beberapa keanehan lagi dalam kasus ini, pelan pelan akan kami ungkap ke publik,” terangnya.
Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Firdaus ketika dikonfirmasi awak media belum memberikan jawaban terkait perkembangan kasus itu. (BP/Reza)
Komentar