Uncategorized
Beranda » Berita » Politik Gunting Akar: Strategi Halus Melemahkan Prabowo Subianto dari Dalam

Politik Gunting Akar: Strategi Halus Melemahkan Prabowo Subianto dari Dalam

Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo, H. Kurniawan. Foto/ist

Jakarta, harianbatakpos.com –  Dalam dunia politik, ketika kekuatan utama terlalu kokoh untuk dijatuhkan secara langsung, maka strategi tidak langsung kerap menjadi pilihan. Alih-alih menyerang pucuk kekuasaan, lawan memilih memotong akar dan ranting yang menopang kekuatan tersebut.

Strategi inilah yang mulai terlihat dalam upaya sistematis melemahkan Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto. Hal ini disampaikan Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo (GCP), H. Kurniawan.

Lebih lanjut, H. Kurniawan memaparkan bahwa serangan terhadap lingkaran terdekat Prabowo – seperti Ahmad Muzani, Dasco Ahmad, dan bahkan sang adik, Hashim Djojohadikusumo – tampaknya bukanlah sebuah kebetulan. Ini adalah bagian dari politik “gunting akar”, sebuah manuver klasik dalam pertarungan politik untuk mengisolasi pemimpin dari para loyalisnya, merusak jaringan kepercayaan, dan secara perlahan mengikis kekuatannya dari dalam,” jelasnya.

Peringati Tahun Baru Islam 1447 H, Rico Waas: Bersinergi Bangun Masyarakat Beradab

Contohnya, fitnah terhadap Dasco terus dihembuskan melalui sejumlah media, meskipun tanpa bukti yang kuat. Ini bukan lagi sebatas pemberitaan, melainkan pembentukan opini publik yang bertujuan menjatuhkan reputasi salah satu tangan kanan Prabowo. Jika narasi ini dibiarkan berkembang, tekanan publik bisa saja memaksa Prabowo untuk menjauh darinya—sebuah kondisi yang jelas diharapkan oleh lawan.

Hal serupa juga terjadi pada Hashim Djojohadikusumo, tokoh penting dalam membangun fondasi ekonomi dan strategi politik Prabowo. Ketika Hashim dilemahkan, yang hilang bukan sekadar sosok saudara, tetapi salah satu pilar utama dalam struktur pendukung.

Strategi ini sejatinya merupakan bentuk proxy war dalam dunia politik. Bukan serangan terbuka, melainkan gerakan perlahan namun mematikan yang menyasar psikologis, persepsi, dan opini publik. Menjatuhkan simbol akan jauh lebih mudah ketika simbol tersebut telah dijauhkan dari penopangnya.

Bukan hal baru strategi semacam ini digunakan di panggung politik nasional. Sejarah mencatat bahwa character assassination terhadap lingkaran dalam tokoh besar sering menjadi pembuka jalan untuk merobohkan kekuatan utama. Dengan tingkat elektabilitas dan loyalitas rakyat yang tinggi, Prabowo menjadi target karena dianggap terlalu tangguh untuk dilawan secara langsung.

Menteri, Gubsu dan BI Sumut Bersinergi Bahas Kembalikan Kartu Hijau Toba Caldera

Yang lebih berbahaya adalah jika tokoh-tokoh seperti Dasco dan Hashim disingkirkan melalui opini negatif. Ini bukan sekadar serangan personal, melainkan bentuk nyata dari strategic political warfare.

Ketua Umum Gerakan Cinta Prabowo (GCP), H. Kurniawan, menyampaikan keprihatinannya terhadap pola serangan ini.
“Sebagai Ketua Umum GCP, saya melihat jelas adanya proxy war yang dijalankan pihak-pihak tertentu.

Mereka sadar, menjatuhkan Prabowo secara langsung adalah tugas yang sulit. Maka yang dilakukan adalah menyerang satu per satu orang-orang kuat dan setia di sekeliling beliau,” ungkapnya.

Ia mencontohkan Dasco yang terus diserang dengan opini tanpa dasar, serta Hashim yang mulai menjadi sasaran pelemahan. Menurutnya, ini adalah taktik untuk menjauhkan Prabowo dari para pejuang sejatinya.

“Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, khususnya pendukung Prabowo, untuk tidak tinggal diam. Serangan opini, fitnah berulang, dan pembentukan persepsi negatif adalah senjata mereka. Tapi kita punya kekuatan yang lebih besar: kesetiaan, kebenaran, dan persatuan,” imbuhnya.

Kurniawan juga mengimbau Prabowo agar tetap waspada dan tidak membiarkan upaya sistematis ini memisahkan dirinya dari para pembantu terbaiknya.

“Jangan biarkan Prabowo dijauhkan dari orang-orang hebatnya. Jangan biarkan pohon besar yang telah Bapak tanam dan rawat dengan darah dan perjuangan pelan-pelan dirusak dari bawah. Lawan setiap bentuk fitnah dan jebakan politik busuk dengan ketegasan dan keadilan,” tegasnya.

GCP menyatakan siap berdiri di garda terdepan untuk menjaga dan membela kehormatan Prabowo serta seluruh loyalis yang telah mengabdi tanpa pamrih.

“Jika pembantu-pembantu setia dan kompeten disingkirkan lewat fitnah, maka pohon besar itu akan perlahan meranggas dan akhirnya tumbang. Jangan biarkan strategi halus ini berhasil. Lawan proxy war negatif dan berdirilah kokoh,” pungkasnya.

Politik gunting akar sedang dijalankan. Serangan tidak lagi ditujukan langsung ke pucuk pimpinan, melainkan ke lingkaran dalam yang menopang kekuatan. Bila Prabowo tak jeli membaca manuver ini, maka lawan tak perlu menjatuhkannya secara frontal—cukup memutus akar dan ranting kepercayaan, lalu membiarkan pohon besar itu tumbang dengan sendirinya. (BP/MM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *