Jaarta-BP: Segala permasalahan yang terjadi atau melanda Indonesia ini disebut karena ulah sejumlah elite yang telah berkhianat kepada rakyat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Capres Nomor Urut 02, Prabowo Subianto, dalam sambutannya saat menghadiri sebuah acara di Pondok Pesantren Minhajurossyidin, kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (11/10).
“Ada masalah besar di republik kita, yaitu bahwa pendapat saya, saya melihat ada suatu pengkhianatan terjadi. Pengkhianatan ini dilakukan oleh elite bangsa kita sendiri terhadap rakyatnya,” ungkapnya.
Menurut Prabowo, sejumlah elite hanya mementingkan kelompok dan golongannya sendiri, tanpa memikirkan nasib rakyat saat ini. Sehingga terjadi ketidaknyambungan antara rakyat dengan para elite bangsa ini.
“Elite kita sudah tidak berpikir kepentingan yang besar, kepentingan rakyat. Mereka (elite) berpikir masing-masing kepentingan kelompoknya, dirinya, keluarganya, sehingga suatu disconnect terjadi,” ujarnya.
Prabowo mengatakan, permasalahan yang terjadi terhadap bangsa ini sudah berjalan selama puluhan tahun. Oleh karena itu, Prabowo pun menuangkannya ke dalam buku ‘Paradoks Indonesia’ terkait segala permasalahan yang dialami bangsa ini.
“Suatu jurang antara realita dan kehidupan di elite kita ini. Ini berjalan bukan 2-3 tahun, tapi sudah berjalan puluhan tahun. Ini sudah saya bicara di mana-mana. Sejak saya masih aktif di tentara saya melihat perkembangan seperti ini,” katanya.
Lebih lanjut, Ketua Umum Partai Gerindra itu menyampaikan bahwa Indonesia termasuk negara terkaya yang ke-6. Menurut Prabowo, sumber daya alam Indonesia sangatlah melimpah, tapi rakyatnya masih miskin dan hidup susah. Jadi, Prabowo menegaskan, ada yang salah dengan elite bangsa Indonesia.
“Negara yang begini kaya, yang oleh ahli-ahli dunia dinilai kita keenam terkaya di dunia, mengandung sumber-sumber mineral, yang dibutuhkan untuk bisa menjadi negara advance industry of country,” ungkapnya.
Oleh karena itu, Prabowo menambahkan, dengan begitu melimpahnya sumber daya alam tersebut, Indonesia seharusnya bisa menjadi bangsa pemenang.
“Akan tetapi, kita sebagai bangsa, bisa dikatakan kita tekor. Kita adalah bangsa yang rugi. Kita sekarang bangsa yang hidup dari hutang dan yang menyedihkan adalah banyak elite kita merasa hidup dari hutang itu biasa dan baik-baik saja,” ujarnya.
(Akurat) BP/JP
Komentar