Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA), mengevaluasi kemungkinan penurunan suku bunga Federal Funds Rate (FFR) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed dalam waktu dekat.
Dalam sebuah konferensi pers virtual di Jakarta pada hari Senin, Jahja menyatakan keyakinannya bahwa The Fed tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. “Kalau dilihat higher for longer, saya percaya bahwa paling tidak, tahun ini (penurunan suku bunga The Fed) tidak terjadi dalam waktu singkat. Mei atau Juni itu tidak akanlah mereka menurunkan suku bunga,” ujarnya.
Jahja menggambarkan bahwa skenario suku bunga yang tinggi dalam jangka waktu panjang, atau yang dikenal sebagai higher for longer, lebih mungkin terjadi mengingat kondisi ekonomi AS yang saat ini cukup baik, dengan tingkat pengangguran yang terkendali meskipun inflasi masih belum mencapai target 2 persen.
“Jadi mereka (AS) mungkin tahun ini pun akan menunggu, apakah Desember atau bahkan bisa lebih ekstrem tahun depan baru mulai menurunkan suku bunga,” tambahnya.
Selain itu, Jahja juga menyoroti dilema yang dihadapi AS dengan jatuh tempo Treasury Amerika Serikat senilai sekitar 7 triliun dolar AS pada tahun ini. Hal ini dianggapnya akan menambah tekanan pada suku bunga.
“Kalau bunga atau kupon yang ditawarkan tidak terlalu menarik, ini bisa jadi pertanyaan juga nanti siapa yang akan membeli treasury bills itu. Ini juga salah satu dilema yang akan dihadapi oleh Amerika,” ungkapnya.
Menurut Jahja, keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga pada level tinggi tidak hanya akan berdampak bagi Indonesia tetapi juga dunia.
“Negara-negara lain juga akan berat untuk menurunkan suku bunga apabila The Fed masih tetap mempertahankan di level 5,25-5,50 persen,” katanya.
Jahja juga menekankan bahwa kebijakan suku bunga AS yang tidak berubah dapat berisiko bagi negara lain, karena menurunkan suku bunga mereka dapat melemahkan mata uang mereka. “Kecuali mereka memiliki strategi dagang dengan ekspor yang lebih besar,” tambahnya.
Dengan demikian, prediksi Jahja Setiaatmadja menyoroti kompleksitas dan dampak global dari keputusan The Fed terkait suku bunga, yang memiliki implikasi yang luas bagi ekonomi global.


Komentar