Nasional
Beranda » Berita » Presiden Kumpulkan Mendadak Sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Ini Penjelasan Darmin Nasution

Presiden Kumpulkan Mendadak Sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Ini Penjelasan Darmin Nasution

Jakarta-BP: Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Kerja, gubernur Bank Indonesia, dan ketua dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/9/2018).

Rapat itu mendadak karena tidak tercantum dalam agenda resmi Presiden. Selepas pertemuan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan pertemuan membahas perkembangan ekonomi terkini.

Berikut penjelasan lengkap Darmin kepada awak media:

Krisis di Israel: Suara dari Tengah Konflik

Apa yang dibicarakan dalam pertemuan dengan Jokowi?
Kita memang membahas situasi hari ini. Hari ini kan neraca perdagangan juga diumumkan kan. Ya mereview-nya. Apa yang jalan, apa yang tidak jalan. Kemudian apa saja yang harus kita pertimbangkan untuk dipersiapkan, dan sebagainya.

Saya belum mau untuk ngomong, apa saja. Tapi kita memang mengkaji situasi saat ini. Artinya, kalau dilihat neraca perdagangan, itu jumlah sih menurun, ya kan? Bulan lalu itu, ini neraca perdagangan ya, neraca perdagangan kita defisitnya US$ 2,02 miliar.

Akhir bulan agustus, dia itu defisitnya US$ 1,02 miliar. Ya tapi turunnya hanya US$1 miliar. Kenapa? sebenarnya non-migasnya sudah lumayan baik. Dia sudah surplus, tapi yang migasnya masih defisitnya masih agak besar.

Defisit dari migasnya lebih besar dari pada surplus non-migasnya. Hasilnya ya, kita masih efisit 1,02, walaupun itu sudah turun dibanding bulan lalu. Kalau bulanan.

KKP Menanggapi Rumor Penjualan Pulau Cantik di Anambas

Jadi, pertanyaannya kan, B20 baru 1 september. Ya kan? Ya belum dong. Belum bisa dihitung di situ karena itu baru 1 agustus, angkanya.

Artinya, kebijakan-kebijakan kita pada dasarnya baru akan kelihatan hasilnya September. Jadi pada September, yang akan diumumkan pertengahan Oktober.

Bagaimana proyeksi neraca perdagangan September dan bulan-bulan berikut? Apakah bisa surplus?
Lah, saya belum mau ngomong kalau transaksi berjalan. Tapi persentasenya terhadap GDP ya sekarang itu kan kuartal 1 dan 2, Q2 itu 3%.

Kalau digabung Q1 dan Q2, angkanya sekitar 2,6-2,7%. Nah, kalau dilihat kecenderungan, memang dia akan bergerak ke 3%.
Tapi kita kok rasanya akan bergerak ke 2,5% di akhir tahun nanti. 2,5% sampai 2,6%. Itu akumulasi setahun.

Hal itu dengan semua langkah, seperti B20?
Iya, batubara (penambahan kuota ekspor). Impor (pengenaan PPh 22 untuk barang konsumsi). Apalagi, tunggu saja apa lagi.

Ada rencana kebijakan baru?
Tunggu saja nanti. (Cnbc/JP)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *