Jakarta, HarianBatakpos.com – Presiden Prabowo Subianto mengutus Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan sejumlah tokoh penting sebagai perwakilan Indonesia untuk menghadiri prosesi pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. Keputusan ini menunjukkan bentuk kepedulian internasional dari pemerintah Indonesia dalam menjalin hubungan diplomatik dan toleransi antarumat beragama di tingkat global.
Selain Presiden Joko Widodo, Prabowo juga mengutus Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai, dan Ketua Panitia Kedatangan Paus ke Indonesia, Ignasius Jonan. Utusan ini akan mewakili negara dalam penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus, pemimpin umat Katolik dunia yang tutup usia pada Senin (21/4) pagi.
“Di antara tokoh-tokoh yang diutus oleh Bapak Presiden Prabowo mewakili bangsa dan negara Indonesia adalah yang pertama Presiden ke-7 Bapak Joko Widodo,” ujar Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (23/4). Penegasan ini menunjukkan bahwa Indonesia sangat menghormati tokoh agama dunia seperti Paus Fransiskus.
Kehadiran Jokowi dalam pemakaman Paus Fransiskus menjadi simbol penting kepedulian internasional yang dijunjung tinggi oleh Indonesia. Pemerintah saat ini tengah mengatur jadwal keberangkatan rombongan ke Vatikan, yang diperkirakan akan bertolak pada Kamis (24/4) atau Jumat (25/4) paling lambat. Meski Presiden Prabowo berhalangan hadir secara langsung, kehadiran utusan resmi negara menjadi penanda kuatnya hubungan lintas kepercayaan.
Paus Fransiskus wafat di usia 88 tahun akibat komplikasi stroke dan serangan jantung. Sebelum meninggal dunia, beliau sempat dirawat di rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang menurun. Jenazahnya telah disemayamkan sejak Senin malam dan akan dibawa ke Basilika Santo Petrus pada Rabu pagi (23/4) pukul 09.00 waktu setempat untuk prosesi pemakaman yang dipimpin oleh para kardinal hingga Jumat malam.
Kehadiran Jokowi mewakili Prabowo dalam pemakaman Paus Fransiskus menegaskan komitmen Indonesia terhadap kepedulian internasional, diplomasi lintas agama, serta penghormatan terhadap pemimpin umat Katolik. Ini sekaligus menjadi momen penting yang memperlihatkan posisi Indonesia di mata dunia dalam menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan solidaritas global.
Komentar