Medan, Harianbatakpos.com – Muhammad Rakha Dizionario menorehkan prestasi gemilang dengan menjadi wisudawan termuda Institut Teknologi Bandung (ITB) di usia 19 tahun. Tak hanya itu, Rakha juga telah terdaftar di program “fast track” S1 ke S2 dan berambisi meraih gelar magister di usia 20 tahun.
Lulus S1 di Usia 19 Tahun dan “Fast Track” S2
Rakha, lulusan Teknik Geofisika ITB periode 2024/2025, menyelesaikan studinya dengan judul Tugas Akhir “Karakterisasi Sedimen Pasir Besi di Pesisir Pantai Berdasarkan Parameter Magnetik dan Mineralogi di Kecamatan Cidaun”.
Dalam penelitiannya, Rakha menganalisis potensi pasir besi di pesisir Cidaun, Jawa Barat, dengan fokus pada kandungan mineral besi sebagai sumber daya alam lokal yang bernilai, dilansir dari Kompas.com.
“Aku merasa menjadi muda bukanlah suatu hal yang spesial (privilege). Menurut aku segala opportunity yang didapat aku atau teman-teman aku itu tidak ada sama sekali hubungan sama umur,” ujar Rakha, dilansir dari ITB.
Akselerasi Sejak SD hingga “Fast Track” S2
Rakha telah menunjukkan semangat belajar tinggi sejak SD dengan mengikuti program akselerasi. Semangatnya semakin berkobar saat memasuki SMP dan SMA, membuatnya memutuskan untuk mempercepat pendidikannya demi meraih impian kuliah lebih cepat.
“Keputusan untuk mengikuti akselerasi di SMA pun dia ambil dengan penuh kesadaran. Rakha merasa beruntung karena sekolahnya membuka program akselerasi untuk angkatannya,” tulis Kompas.com.
Keberhasilannya masuk ITB melalui jalur SBMPTN pada tahun 2020 menjadi bukti nyata dari kerja keras dan dedikasi Rakha. Kini, dia sedang mengambil langkah baru untuk menempuh pendidikan magister melalui program fast track ITB dengan harapan meraih gelar magister pada usia 20 tahun.
Jangan Terlalu Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Di balik prestasinya, Rakha menyadari bahwa setiap orang memiliki tantangannya sendiri. Dia menekankan pentingnya fokus pada perjalanan dan pencapaian masing-masing, tanpa perlu membandingkan diri dengan orang lain.
“Jangan terlalu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain yang malah (membuat) overthinking terhadap hal yang tidak penting,” ujarnya.
Komentar