Produsen air minum dalam kemasan (AMDK) menyatakan dukungannya terhadap penerapan ekonomi sirkular sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah sampah di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Direktur Sustainable Development Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, dalam keterangannya di Jakarta pada Jumat.
Menurut Karyanto, model ekonomi sirkular tidak hanya membantu mengatasi masalah sampah plastik, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan keluarga serta memberikan manfaat ekonomi yang inklusif bagi berbagai pihak dan sektor.
Danone Indonesia, melalui merek AQUA, telah berhasil mengumpulkan 22.000 ton sampah plastik yang kemudian didaur ulang menjadi bahan baku kemasan botol baru atau produk lainnya. Langkah ini sejalan dengan tema Hari Peduli Sampah Nasional 2024, yang menekankan pentingnya mengatasi sampah plastik secara produktif untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Di samping itu, AQUA juga telah mengembangkan unit bisnis daur ulang (Recycling Business Unit/RBU) untuk mengelola sampah botol plastik menjadi bahan baku produk daur ulang. Salah satu contohnya adalah RBU Tangerang Selatan, yang memiliki misi mengurangi timbulan sampah di wilayah Jabodetabek.
Koordinator operasional di RBU AQUA Tangerang Selatan, Juleha, menjelaskan bahwa unit ini secara konsisten meningkatkan target pengumpulan sampah plastik. Mereka bermitra dengan pengepul sampah, bank sampah, outlet makanan dan minuman, instansi pemerintah, serta sekolah untuk mencapai target pengumpulan sampah.
Leha menambahkan bahwa RBU Tangerang Selatan terus berkembang dengan membuka satelit atau cabang di beberapa lokasi strategis, seperti Bekasi, Sukabumi, dan Gunung Sindur, untuk mengumpulkan lebih banyak sampah plastik.
Selain mengembangkan RBU, Danone Indonesia juga telah mendampingi pembentukan collection center, TPS3R, bank sampah, serta bank sampah induk di berbagai wilayah di Indonesia. Langkah-langkah ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung penerapan ekonomi sirkular dan mengurangi dampak sampah plastik terhadap lingkungan.
Komentar