Yogyakarta,harianbatakpos.com – Prof Dr Heru Nugroho, dosen Sosiologi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Gadjah Mada (UGM), memilih cara unik untuk memahami kehidupan mahasiswanya. Alih-alih hanya berinteraksi di ruang kelas, Prof Heru kerap mengunjungi rumah mahasiswa, mendalami perjuangan hidup mereka yang jarang terlihat di balik pertemuan akademis.
Salah satu kunjungan terbaru adalah ke rumah Surya Aji Pratama, mahasiswa yang baru saja lulus ujian skripsi, di Gunung Kidul, sekitar 40-50 km dari kampus UGM. Dalam unggahan di media sosialnya, Prof Heru menjelaskan bahwa ia ingin melihat latar belakang yang membentuk karakter dan tekad mahasiswa seperti Surya. Menurut Prof Heru, banyak dari mahasiswa yang pandai berdiskusi memiliki kisah perjuangan yang menarik di balik panggung akademis.
“Saya mengunjungi keluarga besarnya di Gunung Kidul agar bisa belajar tentang strategi kelangsungan hidup di tengah kondisi ekonomi politik yang tidak mudah. Mereka berjuang untuk menguliahkan anak atau cucu hingga lulus S1,” tulis Prof Heru di akun Facebook resminya. Ia memuji semangat keluarga Surya yang menghidupi diri dari berbagai usaha sederhana, mulai dari ayah yang bekerja sebagai guru honorer hingga usaha emping dan arang yang dilakukan keluarga besar untuk mendukung pendidikan.
Prof Heru menyebut kunjungan ini bukanlah yang pertama. Ia telah mengunjungi sejumlah mahasiswa di Yogyakarta dan sekitarnya, termasuk Bantul dan Klaten. Tujuan utamanya, kata Prof Heru, adalah belajar langsung dari masyarakat melalui cerita hidup mahasiswanya. “Di balik interaksi akademik, ada panggung belakang kehidupan yang tidak kita lihat. Baru setelah datang, saya tahu perjuangan yang dilalui mahasiswa,” ujarnya.
Sebagai dosen yang aktif sejak 1983, Prof Heru mengakui bahwa ia dulu lebih fokus pada proyek akademis daripada interaksi dengan mahasiswa. Namun, beberapa tahun terakhir, ia merasa perlu mendalami peran kemanusiaannya sebagai pengajar. “Ini mungkin pertobatan akademik saya menjelang pensiun. Setelah berhenti dari proyek-proyek, saya menemukan energi baru, yaitu memahami kemanusiaan dalam mengajar,” tuturnya.
Kini, Prof Heru lebih fokus pada tugasnya sebagai dosen, mengalihkan energinya untuk mengembalikan ilmu dan data yang pernah ia kumpulkan kepada masyarakat. Tak hanya melalui interaksi langsung, Prof Heru juga membagikan karya ilmiahnya melalui situs pribadinya, sehingga dapat diakses oleh siapa saja yang membutuhkan. Dengan cara ini, ia berharap dapat membangun ikatan yang lebih bermakna antara ilmu pengetahuan dan masyarakat, khususnya di kalangan mahasiswanya. BP/CW1
Komentar