Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rinna Syawal, menyatakan bahwa program Desa Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) bertujuan untuk mendorong masyarakat dapat menerapkan pola konsumsi pangan yang beragam. Hal ini diungkapkan Rinna dalam keterangan di Jakarta pada hari Senin.
“Melalui Desa B2SA, masyarakat dapat menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman, sehingga dapat meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat,” ujar Rinna.
Program Desa B2SA terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek ketersediaan (Teras Pangan B2SA), aspek keterjangkauan (Gerai Pangan B2SA), dan aspek pemanfaatan (Rumah Pangan B2SA). Teras Pangan B2SA menggambarkan aspek ketersediaan pangan dengan kegiatan memanfaatkan lahan di desa, sekolah, PKK, dan lainnya untuk memproduksi sayur-sayuran, umbi-umbian, hingga sumber protein seperti unggas dan ikan.
Sementara itu, Gerai Pangan B2SA bertujuan mengoptimalkan peran BUMdes, koperasi, atau warung desa sebagai penyedia pangan B2SA serta sarana promosi dan edukasi pola konsumsi pangan B2SA.
Rumah Pangan merupakan tempat dilaksanakannya sosialisasi, promosi, dan edukasi pola konsumsi pangan B2SA serta pemberian makanan khusus kepada penerima manfaat seperti anak stunting, anak gizi kurang, calon pengantin, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Berbagai kegiatan dilakukan di Rumah Pangan B2SA, mulai dari menyusun menu makanan sesuai potensi pangan daerah, mengolah atau memasak pangan untuk dibagikan kepada penerima manfaat, hingga melakukan edukasi dan sosialisasi konsumsi pangan B2SA,” terang Rinna.
Rinna menambahkan bahwa konsep Desa B2SA bertujuan mempromosikan pola konsumsi beragam pada masyarakat, mengedukasi, dan mengubah perilaku masyarakat. Bapanas bekerja sama dengan TP PKK, dinas terkait, dan masyarakat dalam penerapan Desa B2SA. Pada tahun 2023, program ini telah dilaksanakan di 75 desa di seluruh Indonesia. Sementara untuk tahun 2024, Bapanas menargetkan 175 desa sebagai desa sasaran B2SA.
Komentar