Jakarta-BP: Rencana pemotongan anggaran untuk program makan bergizi gratis telah menggemparkan publik. Dikabarkan bahwa Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran sedang mempertimbangkan mengurangi biaya per porsi dari yang semula Rp15 ribu menjadi Rp9 ribu atau bahkan Rp7.500 saja.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa anggaran Rp7.500 per porsi sudah cukup, terutama untuk daerah-daerah tertentu di Indonesia. Namun, hal ini menuai beragam tanggapan dari berbagai kalangan.
Menanggapi hal ini, Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menganggap anggaran Rp15 ribu per porsi lebih ideal dan sudah diujicobakan di beberapa tempat. Meski begitu, tim ekonomi yang mendukungnya berpendapat bahwa pemotongan anggaran akan memungkinkan program ini menjangkau lebih banyak rakyat.
Diskusi mengenai pemangkasan anggaran ini menjadi semakin intens setelah ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan, mengungkapkan pertimbangan dari tim presiden terpilih untuk membuat program ini lebih hemat, namun tetap memenuhi standar gizi yang diperlukan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, juga memberikan tanggapannya bahwa besaran anggaran untuk program ini akan bervariasi di setiap daerah, sesuai dengan tingkat kemahalan hidup masing-masing.
Kontroversi ini semakin memanas menjelang implementasi program ini dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 sebesar Rp71 triliun. Pemerintah diharapkan dapat menemukan keseimbangan antara kualitas gizi yang disediakan dan jumlah penerima manfaat program ini.
Dengan adanya wacana ini, masyarakat diharapkan dapat turut memberikan masukan dan pandangan terhadap kebijakan yang akan memengaruhi kesejahteraan banyak anak sekolah di Indonesia.
Komentar