HarianBatakpos.com – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) saat ini tengah memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet sebagai bahan baku baterai Lithium-ion (Li-ion). Proyek ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan pasar Indonesia secara signifikan.
Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail, membeberkan bahwa potensi pasar di dalam negeri untuk Artificial Graphite diproyeksikan akan tumbuh dengan laju pertumbuhan kumulatif selama 10 tahun ke depan sebesar 19,9%. Pertumbuhan pasar Indonesia yang pesat ini menunjukkan permintaan tinggi untuk bahan baku baterai.
Secara prospek, permintaan pasar dari Artificial Graphite di Indonesia sendiri akan mencapai kurang lebih 13.800 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp 2,9 triliun per tahun. Adapun, Artificial Graphite merupakan bahan utama untuk pembuatan anoda.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Melemah terhadap Dolar AS
Sebagian besar kebutuhan artificial graphite untuk pasar Indonesia sampai saat ini masih dipenuhi dari impor. Melalui proyek ini, PT Bukit Asam melakukan pendalaman terhadap aspek riset pasar dan bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Pertumbuhan pasar Indonesia akan semakin kuat dengan adanya produksi lokal.
Selain berfungsi sebagai komponen baterai lithium yang dapat digunakan pada peralatan elektronik portabel, anode sheet ini juga dapat dimanfaatkan oleh industri galvanisasi dalam proses pelapisan logam, industri pemurnian sebagai pemurnian logam hingga pada proses produksi aluminium di industri aluminium.
“Termasuk juga dalam produksi hidrogen. Jadi anoda ini, atau graphite tadi tidak hanya digunakan untuk industri baterai, tetapi industri-industri lainnya juga banyak membutuhkan graphite dan anode sheet ini,” kata dia.
Di sisi lain, peluang pasar global untuk anoda baterai lithium pada 2024 senilai ratusan triliun hingga 2032. Pertumbuhan pasar Indonesia juga akan berkontribusi terhadap pasar global yang besar ini.
Setidaknya, berdasarkan kajian tahap awal yang dilakukan bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), potensi pasar untuk anoda baterai lithium pada 2024 mencapai Rp 230 triliun dengan laju CAGR 30,9% hingga 2032.
“Dengan laju pertumbuhan kumulatif, kalau kami hitung selama 10 tahun, kami hitungnya kemarin dari tahun 2023 sampai tahun 2032, itu kurang lebih 30,9 persen. Itu tadi dari anoda,” kata dia.


Komentar