Jakarta, HarianBatakpos.com – PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tetap optimistis bahwa produk nikel asal Indonesia akan terus diminati di pasar global, meskipun ada kebijakan Undang-Undang Pengurangan Inflasi Amerika Serikat (AS) atau Inflation Reduction Act (IRA). Nikel Indonesia, yang dikenal sebagai salah satu yang termurah dan paling dibutuhkan di dunia saat ini, masih memiliki daya tarik yang kuat di pasar internasional.
Direktur Utama PT Vale Indonesia Febriany Eddy menyatakan bahwa Indonesia memiliki kandungan mineral nikel terbesar di dunia, dengan produksi mencapai sekitar dua pertiga dari total produksi global. “Nikel yang dihasilkan Indonesia termasuk yang paling murah di seluruh dunia. Oleh karena itu, negara-negara lain akan tetap memerlukan nikel dari Indonesia. Namun, Indonesia juga perlu diversifikasi pasar untuk memastikan keberlanjutan permintaan nikel,” ujar Febriany Eddy dalam program Mining Zone CNBC Indonesia, seperti dikutip pada Senin (26/8/2024).
Sebagai respons terhadap kebijakan Inflation Reduction Act (IRA) yang diterapkan pemerintah AS, PT Vale Indonesia mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang aktif berdiskusi dengan pemerintah AS mengenai kebijakan tersebut. Kebijakan IRA mencakup insentif hijau bagi pabrik dan kendaraan listrik yang mendapatkan pasokan nikel dari Indonesia. “Kami mendukung pemerintah dalam upaya melobi terkait IRA. Jika isu yang diangkat adalah ESG, kami siap membuktikan bahwa PT Vale menjalankan praktik berkelanjutan,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa aturan IRA membuat Amerika Serikat (AS) menghadapi kesulitan, terutama karena ketergantungan mereka pada pasokan nikel dari Indonesia. Aturan ini memberikan insentif dan subsidi untuk energi hijau, namun nikel dari Indonesia tidak termasuk dalam kebijakan IRA tersebut.
“Amerika saat ini sedang bernegosiasi mengenai IRA dengan kita karena mereka kekurangan pasokan nikel. Saya menekankan bahwa mereka tidak bisa meremehkan kita jika mereka tidak mau memenuhi kesepakatan,” kata Luhut dalam Seminar Nasional IKAXA 2023, Kamis (14/9/2023). Luhut juga menegaskan bahwa tidak ada negara yang berhak mendikte atau mengatur negara lain, termasuk Amerika Serikat.
Menurut Luhut, kebutuhan nikel AS untuk produksi baterai kendaraan listrik sangat besar, dan mereka tidak memiliki cukup nikel untuk memenuhi target produksi mobil listrik mereka yang ambisius. “Amerika membutuhkan nikel dalam jumlah besar, dan mereka tidak memiliki cukup pasokan untuk meningkatkan produksi mobil listrik mereka secara signifikan. Kami juga menegaskan bahwa kami tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan mereka, sehingga kami akan mencari bentuk kerja sama lain,” ungkapnya.
Komentar