Kesehatan
Beranda » Berita » Puasa Air Selama 10 Hari: Meningkatkan Risiko Peradangan?

Puasa Air Selama 10 Hari: Meningkatkan Risiko Peradangan?

Ilustrasi minum air putih (Kompas.com)
Ilustrasi minum air putih (Kompas.com)

Medan,  harianbatakpos.com – Tren diet ekstrem seperti puasa hanya dengan air (water-only fasting) semakin populer di kalangan masyarakat. Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa praktik ini berpotensi berbahaya. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Metabolism mengungkap bahwa puasa selama 10 hari dapat meningkatkan risiko peradangan dalam tubuh, terutama bagi individu dengan masalah jantung.

Dilansir dari laman Lambeturah.co.id, penelitian ini melibatkan 20 peserta yang menjalani puasa air tanpa asupan makanan. Meskipun mereka kehilangan rata-rata 7,7% dari berat badan, efek samping seperti sakit kepala dan tekanan darah rendah juga muncul. “Kami awalnya berpikir puasa panjang akan menurunkan peradangan. Namun, hasilnya justru sebaliknya,” ungkap Dr. Luigi Fontana dari University of Sydney.

Dalam penelitian ini, perubahan kadar protein plasma peserta menunjukkan peningkatan signifikan pada protein pemicu peradangan, seperti C-reactive protein (CRP). Meski demikian, hasil ini masih bersifat awal dan tidak bisa digeneralisasi. Peneliti menekankan pentingnya penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih luas untuk memahami dampak jangka panjang dari puasa ini.

Kopi Berkafein: Kunci Sehat dan Awet Muda bagi Perempuan

Tidak semua metode puasa memberikan efek yang sama. Beberapa studi menunjukkan bahwa puasa intermiten dapat bermanfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu, konsultasi dengan tenaga medis sebelum mencoba metode puasa ekstrem sangat disarankan.

Ikuti saluran Harianbatakpos.com di WhatsApp: https://whatsapp.com/channel/0029VbAbrS01dAwCFrhIIz05

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *