Harianbatakpos.com , Jakarta – Randy Pangalila membagikan kisah kelam dalam perjalanan kariernya saat memutuskan untuk meninggalkan dunia akting dan mencoba peruntungan di industri musik.
Keputusan besar yang diambilnya saat berusia 25 tahun ini hampir membuatnya bangkrut. Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Melaney Ricardo pada Senin (20/5/2024), Randy mengungkapkan masa-masa sulit yang ia alami.
Di usia yang masih muda, emosinya belum stabil, dan sebagai aktor sinetron yang tengah berada di puncak popularitas, Randy merasa bosan dengan rutinitas yang ada. “Rezeki melimpah saat itu, tapi tiba-tiba di tengah-tengah aku bosan, aku pengin menjadi anak band,” ujar pria 33 tahun tersebut.
Meskipun banyak tawaran sinetron yang datang dari berbagai rumah produksi, Randy memilih untuk menolak semuanya. Ia bahkan memberi tahu manajernya bahwa ia tidak ingin bermain sinetron lagi. “Aku bilang sama manajer aku, ‘aku udah nggak mau sinetron’, wow, rezeki yang selama ini dibuka kerannya sama Tuhan aku tutup,” jelasnya.
Randy mengungkapkan bahwa keputusannya untuk meninggalkan dunia akting didorong oleh keinginan untuk mencari tantangan baru. Ia merasa kariernya di dunia sinetron sudah mencapai titik jenuh. “Karena aku ngerasa kayak aku mau kemana lagi kalau cuma sinetron-sinetron doang gini-gini aja nggak ada tantangannya,” tambahnya, seperti dilansir dari Okezone.
Namun, perjalanan di industri musik tidak semulus yang ia bayangkan. Randy segera menyadari risiko besar yang menantinya jika kariernya sebagai musisi gagal.
“Pada saat aku masuk ke dunia musik, harus diingat, memang aku Randy Pangalila di sinetron, tapi di musik aku bukan band besar, seperti NOAH, aku band baru yang masih merintis,” ujarnya. Ia juga mengakui bahwa keputusan ini berakibat fatal secara finansial, dengan pengeluaran yang jauh lebih besar daripada pemasukan.
Selain itu, Randy mengaku banyak mengambil cicilan besar, termasuk mobil dan rumah dengan KPR yang tidak murah. “Itu sebenarnya keputusan yang gila dan juga sangat tidak bijaksana,” tambahnya. Keputusan-keputusan impulsif tersebut membuat situasi keuangannya semakin terpuruk.
Melalui pengalaman ini, Randy belajar untuk lebih ikhlas menerima takdir Tuhan dan tidak mendahului kehendak Ilahi demi memenuhi egonya sendiri. Ia menyadari bahwa banyak hal dalam hidupnya yang tidak berjalan sesuai rencana karena terlalu mengandalkan diri sendiri.
“Aku nggak mau sok tahu, bahkan aku berdoa sama pendeta aku lewat video call, aku berdoa, ya itu aku nggak mau sok tahu, karena pernah terjadi dalam hidup aku, aku yang atur, aku yang sok tahu, ujung-ujungnya malah tidak sesuai harapan aku,” pungkasnya.
Pengalaman pahit Randy Pangalila ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya kebijaksanaan dalam mengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan perubahan besar dalam karier.
Keberanian untuk mengejar impian memang penting, tetapi tetap harus dibarengi dengan perencanaan yang matang dan kesadaran akan risiko yang mungkin dihadapi. Bagi Randy, perjalanan ini adalah refleksi dari betapa pentingnya keseimbangan antara ambisi pribadi dan penyerahan diri kepada takdir.
Komentar