Jakarta, BP – Realisasi anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM) pemerintahan Presiden Joko Widodo pada paruh pertama tahun ini turun, atau lebih rendah dari realisasi yang sama tahun lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi belanja subsidi sampai dengan semester I-2024 sebesar 7.164,2 ribu kilo liter, atau turun 0,05% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 7.167,7 ribu kilo liter.
“Sedikit sekali mengalami penurunan,” kata Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).
Selain subsidi BBM yang turun, subsidi lainnya naik, seperti subsidi LPG 3 Kg naik 1,4% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3.318,2 juta kg menjadi 3.365,8 juta kg. Demikian juga untuk subsidi listrik dari 39,2 juta pelanggan menjadi 40,6 juta pelanggan atau naik 3,4%.
Sementara itu untuk penyaluran kredit usaha rakyat atau KUR naik 34,4% dari Rp 105,2 triliun menjadi Rp 141,3 triliun. Demikian juga debitur KUR naik 25,1% dari 1,9 juta orang menjadi 2,4 juta orang.
Dengan catatan ini, Sri Mulyani mengatakan, nilai realisasi subsidi dan kompensasi hingga semester I-2024 menjadi sebesar Rp 155,7 triliun atau turun sebesar 3,8% dari realisasi yang sama pada tahun lalu sebesar Rp 164,9 triliun.
“Subsidi dan kompensasi energi ini dipengaruhi oleh fluktuasi harga ICP, depresiasi nilai tukar rupiah, serta peningkatan volume LPG dan listrik bersubsidi, untuk non energi yang terlihat Semester II adalah subsidi pupuk yang alokasinya ditambah Rp 25 triliun,” ucap Sri Mulyani.
Komentar