Medan-BP: Tanggal 22 Oktober merupakan hari paling sejarah yaitu Hari Santri Nasional. Peringatan Hari Santri Nasional ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 25 Oktober 2015 di Masjid Istiqlal Jakarta. Hal tersebut berdasarkan Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 22 Tahun 2015.
Penetapan ini dimaksudkan untuk meneladankan semangat jihad kepada para santri tentang ke-Indonesiaan yang digelorakan para ulama.
“Hampir dua tahun sudah, Indonesia digempur virus Corona. Penyakit menular ini memang bukan urusan pemerintah semata. Tapi seluruh warga bangsa, juga dunia. Semua terlibat. Kepedulian sesama, menjadi jalan bersama,” kata Ketua Gema Santri Nusa, KH. Akhmad Khambali dalam rilis yang diterima yang diterima harianbatakpos.com, Rabu (20/10/2021).
Sekretaris Forum Kyai Muda Sumut menerangkan bahwa dari setiap episode penanganan, lahirlah aneka cerita ketangguhan, dari urusan personal hingga cara aparat negara sibuk menurunkan angka kasus Covid-19 yang kian fenomenal.
Singkatnya, semua mewujud pada bagaimana setiap orang, kelompok, masyarakat, bangsa dan negara mampu menjadikan tantangan di depan mata, menjadi sebagai peluang untuk membuat lompatan kemajuan.
“Mari merayakan sebuah proses menjadi tangguh untuk Indonesia. Mari menjadikan ketangguhan, untuk bertumbuh dan maju untuk Indonesia. Pesantren dan Santri bisa jadi Garda terdepan mengubah perilaku warga saat Covid-19,” ucapnya.
Kyai Khambali selaku Ketua Gema Santri Nusa yang juga pengurus salah satu banom NU menyebut salah satu komponen masyarakat yang penting dalam penanganan COVID-19 adalah lembaga pendidikan dan garda terdepan adalah kaum sarungan, sebab selama ini pola pengajarannya tetap tatap muka dengan Prokes super ketat .
Maka dalam hal ini, pesantren merupakan satuan pendidikan yang kita harapkan menjadi garda terdepan, ujung tombak dalam mengubah perilaku masyarakat. “Satu di dalam keteladannya, dua melalui edukasinya,” kata Kyai Khambali dalam persiapan Hari Santri Nasional.
Bagi Kalangan Santri, di Momentum Hari Santri yang masih dalam kondisi wabah Covid 19, Kalangan Santri dan Pesantren selalu berkhusnuzon selalu berbaik sangka, bahwa di balik sebuah musibah/kesulitan, pasti ada opportunity atau peluang.
Mari, dengan Spirit Hari Santri, mari kita tumbuh, kita bangkit, kita menjadi pelopor dalam Gerakan Santri Mandiri, Santri Beretika dan Santri Berkepribadian. “Santri Siaga Jiwa dan Raga,” ujar KH. Akhmad Khambali menutup perbincanganya. (BP/Red)
Komentar