Jakarta, harianbatakpos.com – Bayangkan menahan napas hampir setengah jam, setara panjang satu episode pendek serial favoritmu tanpa tersedak. Apalagi dilakukan di dasar kolam yang dalam tanpa alat bantu oksigen.
Apakah ada yang bisa seperti itu?
Jawabannya, “Ada!”
Rekor tahan napas oleh Vitomir Maričić, penyelam bebas asal Kroasia, pada 14 Juni 2025 lalu. Vitomir berhasil mencetak rekor dunia Guinness dengan menahan napas selama 29 menit 3 detik di dasar kolam sedalam 3 meter di Opatija, Kroasia.
Biasanya, manusia biasa hanya tahan 30-90 detik tanpa bantuan oksigen di dalam air. Namun, Vitomir bisa melakukan 60 kali lebih lama dari manusia biasa.
Bagaimana bisa?
Tentu saja untuk mencapai rekor itu, Vitomir membutuhkan latihan keras. Dia telah melalui proses yang panjang sebagai penyelam bebas profesional.
Dikutip dari Science Alert, Vitomir telah melakukan kombinasi latihan fisik ekstrem, strategi ilmiah, dan melatih ketenangan mental. Kombinasi tersebut akhirnya bisa membuatnya menembus batas fisiologis tubuh manusia.
Selama bertahun-tahun, ia melatih paru-paru, mengelabui otak, dan menguasai kontrol mental untuk menghadapi tekanan luar biasa di bawah air.
Vitomir juga melatih paru-parunya secara ekstrem. Ia melakukan latihan kardiovaskular seperti berenang, jogging, dan bersepeda, sehingga tubuhnya mampu memompa darah dan menyerap oksigen dengan sangat efisien.
Ia juga melakukan latihan pernapasan diafragma, sehingga paru-parunya bisa menampung cadangan oksigen jauh lebih banyak daripada orang biasa. Sebelum menyelam, ia bahkan menghirup oksigen murni selama 10 menit, memberi ‘boost’ cadangan oksigen yang ekstra.
Sebagai perbandingan, udara normal hanya mengandung sekitar 21% oksigen. Cadangan oksigen murni inilah yang memberinya keuntungan besar dan membuatnya mampu bertahan selama hampir setengah jam.
Namun, menahan napas bukan hanya soal oksigen. Keinginan untuk bernapas dipicu oleh karbon dioksida yang menumpuk, bukan kekurangan oksigen. Tubuh manusia secara otomatis memicu refleks bernapas saat kadar CO₂ meningkat.
Vitomir, dan penyelam bebas lain melatih otak mereka untuk menahan refleks ini, bahkan saat diafragma mulai berkontraksi secara tak sadar fenomena yang disebut ‘titik henti fisiologis’.
Dalam kondisi itu, dia berkata, “Kondisi fisik saya memburuk, terutama diafragma, tapi secara mental saya tahu saya tidak akan menyerah.”
Selain strategi fisik dan teknik pernapasan, ketenangan mental menjadi kunci penting. Dengan meditasi dan mindfulness, Vitomir menurunkan detak jantung, sehingga tubuh membutuhkan lebih sedikit oksigen.
Kombinasi itu membuatnya mampu berbaring tenang di dasar kolam, hampir setengah jam, sambil tetap fokus dan rileks secara mental.
Meskipun terlihat menakjubkan, tindakan ini sangat berbahaya. Kekurangan oksigen atau tingginya kadar karbon dioksida bisa dengan cepat membuat seseorang kehilangan kesadaran, sedangkan menghirup oksigen murni terlalu lama berisiko keracunan.
Rekor yang didapat Vitomir hanyalah hasil latihan profesional bertahun-tahun dengan pengawasan ketat-bukan sesuatu yang boleh dicoba. (REL)
Komentar