Skotlandia, HarianBatakpos.com – Seorang remaja di Skotlandia mengalami perut kembung dan nyeri yang menyakitkan. Namun, kondisi ini ternyata jauh lebih serius dari yang dibayangkan. Remaja bernama Alex Arkell harus menghadapi kenyataan pahit ketika dirinya didiagnosis mengidap tumor otak langka yang mengubah hidupnya.
Saat berlibur bersama keluarga, Alex mulai merasakan gejala aneh dan segera memeriksakan diri ke dokter. Setelah menjalani tes darah dan USG di rumah sakit, dokter menemukan adanya pembesaran ovarium sebesar 13 cm serta tumor otak yang langka.
Hasil pemeriksaan membuatnya terkejut. Dokter awalnya menduga bahwa ia menderita kanker ovarium, tetapi setelah pemeriksaan lebih lanjut, ternyata Alex mengidap adenoma hipofisis, tumor yang memproduksi hormon perangsang folikel (FSH). Kondisi ini harus segera ditangani sebelum ia kehilangan penglihatannya dan kistanya pecah.
“Saya dirawat untuk operasi darurat dua hari kemudian. Saat itu, saya benar-benar takut dan cemas, bahkan bertanya-tanya apakah saya akan bertahan hidup,” ungkap Alex, dikutip dari Mirror UK.
Setelah operasi pada 2021, kondisi Alex tidak langsung membaik. Ia mengalami komplikasi yang membuatnya kesulitan makan, berjalan, dan tidur. Selama dua minggu di rumah sakit, tim dokter terus memantau kondisinya.
Perjuangan Melawan Tumor Otak dan PTSD
Tak hanya itu, Alex juga didiagnosis dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) akibat serangan panik yang dialaminya setelah operasi. Sekitar 13 bulan kemudian, ia harus menjalani operasi darurat lainnya karena tumor otaknya menekan saraf optiknya.
Pada Februari 2023, ia menjalani terapi sinar proton, sejenis radioterapi yang lebih terfokus dan minim invasif, selama lima minggu. Namun, pada Desember 2023, ia mendapat kabar buruk bahwa pengobatan tersebut tidak berhasil dan harus menjalani operasi ketiga.
“Operasi berjalan sangat baik. Sekitar lima jam setelah sadar, saya bahkan sempat bernyanyi dan berdansa kecil diiringi lagu ‘Staying Alive’,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kini, Alex masih menjalani pemulihan dan terapi lanjutan, tetapi ia mulai melihat sisi positif dari segala cobaan yang telah dilaluinya.
Komentar