Ekbis
Beranda » Berita » Rencana Prabowo Subianto Membawa Dampak Positif dan Tantangan Bagi Peternak Sapi Indonesia

Rencana Prabowo Subianto Membawa Dampak Positif dan Tantangan Bagi Peternak Sapi Indonesia

Rencana Prabowo Subianto Membawa Dampak Positif dan Tantangan Bagi Peternak Sapi Indonesia
Rencana Prabowo Subianto Membawa Dampak Positif dan Tantangan Bagi Peternak Sapi Indonesia

Jakarta, HarianBatakpos.com – Kalangan peternak menyambut baik rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang akan membutuhkan banyak sapi untuk program makan bergizi gratis. Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Nanang Purus Subendro, menyebutkan bahwa program tersebut dapat membawa berkah bagi peternak, namun juga menghadapi tantangan yang signifikan.

Menurut Nanang Purus Subendro, “Kalau impor dalam bentuk sapi bisa menimbulkan multiplier efek, menggerakkan ekonomi peternak dan sektor pendukung seperti bahan pakan dan tenaga kerja. Namun, tanpa program minum susu gratis, Indonesia saat ini masih mengimpor lebih dari 80% kebutuhan susu.” Dia menjelaskan hal ini, dikutip CNBC Indonesia pada Rabu (11/9/2024).

Peternak sapi perah saat ini masih menghadapi dampak dari penyakit wabah PMK pada 2022, yang menyebabkan kerusakan luar biasa. Sapi yang sembuh pun belum sepenuhnya pulih, dengan produktivitas yang hanya mencapai 60% dianggap baik, sementara biaya pakan dan pekerja tetap sama.

BI Ungkap Utang Luar Negeri Indonesia Capai 431,5 Miliar Dolar

Nanang berharap pemerintah akan meluncurkan program signifikan untuk memulihkan sektor peternakan. “Jika pemerintah ingin peternak bangkit, diperlukan restocking atau penggantian sapi yang terkena wabah dengan sapi baru. Ini sejalan dengan program pemerintah yang akan mendatangkan sapi perah impor,” jelas Nanang.

Namun, Nanang juga mengingatkan perlunya proses aklimatisasi atau penyesuaian lingkungan dari negara asal ke Indonesia, yang tidak mudah. Sapi perah lebih cocok dibudidayakan di daerah dingin, sehingga diperlukan karantina untuk mencegah masuknya bibit penyakit dari negara asal. Proses karantina memerlukan waktu tidak kurang dari seminggu untuk setiap kelompok, sehingga prosesnya menjadi cukup lama.

“Pemerintah merencanakan hingga 1 juta sapi perah, namun kami telah bertanya di Australia dan mereka hanya memiliki sumber daya yang mampu mencapai 100 ribu per tahun. Sementara itu, New Zealand yang lebih dingin lagi akan membutuhkan upaya ekstra untuk budidaya di Indonesia,” kata Nanang.

Meski demikian, Nanang tetap menyambut antusiasme terhadap program tersebut karena bisa memberikan dampak positif bagi peternak, berbeda jika hanya mengandalkan impor. “Peternak menyambut antusias rencana pemerintah untuk mendatangkan sapi indukan perah ini, asal peternak rakyat diberi kesempatan menjalankan program tersebut dan bukan hanya perusahaan besar,” tutup Nanang.

Kurs Rupiah Melemah! Nilai Tukar Hari Ini Tembus Rp16.308 per Dolar AS

 

 

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan