Medan-BP: Badan Pengelola Otoritas Danau Toba (BPODT) Sumatera Utara, butuh partisipasi pemikiran atau kepedulian masyarakat disekitar kawasan danau Toba untuk melestarikan keindahan alam perairan danau Toba.
Demi terwujudnya tujuan objek wisata internasional yang sedang digalakkan. Imbauan kami, diharapkan kepedulian masyarakat akan kesadaran kebersihan lingkungan.
Demikian salah satu harapan, Direktur Badan Pengelola Otoritas Danau Toba, Arry Prasetyo melalui Humasnya Ondo Ria Simatupang kepada harianbatakpos.com, Senin, (3/9/2018) dikantornya dijalan Kapten Patimura Medan.
Sejauh ini, ujar Ondo kebersihan kawasan perairan danau Toba adalah suatu kendala untuk menyerap para wisatawan dari luar. Karena itu, kita sangat perioritaskan kebersihan kawasan perairan danau toba.
Ondo melihat, untuk menarik kembali perhatian kalangan wisatawan, ada salah satu titik destinasi yang sangat perlu diperhatikan.
Diantaranya yakni, diarea wisata pasir putih Danau Toba di Kecamatan Parbaba Samosir. Titik destinasi ini sangat diharapkan penataan bagi kaum pedagang dan juga kebersihan lingkungan.
Lokasi ini terlihat sangat jorok, selain penataan tempat pedagang yang semraut, sampah dan kotoran ternak berserakan disembarang tempat. Pemandangan ini tentu sangat tidak layak dijadikan ikon destinasi wisata.
Selanjutnya kata Ondo didampingi Direktur Keuangan Jhon Situngkir menyebutkan, selain lokasi masih terbilang jorok, pelayanan terhadap kenyamanan para wisatawan masih sangat minim.
Diakui Jhon Situngkir, SDM pelayanan adalah dasar mutlak untuk mewujudkan tujuan wisata.
Sebagaimana pelayanan kenyamanan perparkiran alat transportasi. Pelayanan perangkat dan fasilitas toilet dan kebersihan lingkungan.
Memang masih banyak item yang harus dibenahi, tutur Ondo dianggukkan Jhon Situngkir.
Untuk itu sangat diharapkan peran serta masyarakat beserta kesepakatan para Bupati mendukung kawasan danau Toba menjadi geopak kaldera wisata international, harapnya.
Resapan anggaran
Disinggung mengenai biaya anggaran kegiatan BPODT pada tahun 2018, Direktur Keuangan Jhon M Situngkir didampingi Humas Ondo Ria Simatupang menjelaskan, alokasi biaya anggaran pada tahun 2018, BPODT menerima anggaran sebesar Rp 73 miliar.
Namun resapan anggaraan hingga bulan September 2018 ini hanya sekira 18 persen dari Rp 73 miliar yang digunakan.
Pengunaan anggaran harus ekstra hati hati, sebab uang ini tidak boleh digunakan sembarangan. Pengalokasiannya harus tepat sasaran, ujar Jhon.
Menangani resapan anggaraan masih rendah, karena kegiatan belum ada sesuai sasaran. Karena sampai saat ini BPODT masih fokus terhadap pembebasan lahan seluas 350 hektar di wilayah kecamatan Sibisa.
“Masih ada lahan yang belum dapat dibebaskan, dari 350 hektar ada sekira seluas 120 hektar lahan masih diklaim masyarakat”, terang Ondo.
“Itulah salah satu kendala kami, sehingga resapan anggaran masih rendah,” ujarnya.
Progres kegiatan yang terlaksana, lanjut Ondo PNS Kementerian Pariwisata ini menerangkan, tugas pokok badan koordinasi, tujuan lembaga ini mempromosikan danau Toba menjadi tujuan wisata yang modern dan skala bertaraf internasional.
Sejauh ini support promosi telah dilakukan dengan berbagai item kegiatan. Salah satu diantaranya yakni atraksi musik dari luar, musik khas Samosir dan terakhir lomba balap sepeda marathon Grand Fondo yang laksanakan pada Minggu (02/9/2018) melintasi jalan keliling pinggiran danau Toba. Inilah beberapa support promosi untuk menarik wisatawan dari manca negara.
Jumlah pengunjung wisatawan dari luar negeri saat itu ada berkisar ribuan yang datang menyaksikan lomba sepeda Grand Fondo New York (GFNY).
Jadi dalam satu ikon kegiatan ini aja sudah berhasil mempromosikan wisata danau Toba, tutur Ondo yakin. (BP/MM)
Komentar