Headline Selebritis
Beranda » Berita » Respons Bijak Rachel Vennya terhadap Anak Sulungnya yang Enggan Makan Nasi

Respons Bijak Rachel Vennya terhadap Anak Sulungnya yang Enggan Makan Nasi

Perjalanan menjadi orang tua sering kali penuh dengan kejutan dan tantangan, terutama dalam memahami serta mengakomodasi preferensi dan kebiasaan unik setiap anak.

Rachel Vennya, seorang influencer dan ibu dari dua anak, baru-baru ini kembali menjadi sorotan, kali ini karena pendekatan yang bijak dalam menangani ketidakmauan anak sulungnya untuk makan nasi, dilansir dari Okezone.

Di sebuah masyarakat di mana nasi sering menjadi makanan pokok dan ketidakhadirannya saat makan bisa menimbulkan tanda tanya, putra sulung Rachel, Xabiru, telah mengembangkan ketidaksukaan yang khas terhadapnya.

Profil Syifa Hadju, Perjalanan Cinta dan Karier yang Gemilang

Hal ini berbeda jauh dengan adiknya yang dilaporkan memiliki selera yang tinggi terhadap nasi.

Meskipun demikian, Rachel telah menangani situasi ini dengan keanggunan dan kebijaksanaan, mendapatkan pujian dari netizen atas gaya pengasuhan pragmatisnya.

Ketika dihadapkan oleh seorang netizen yang prihatin tentang apakah dia akan mencari terapi khusus untuk ketidaksukaan anaknya terhadap nasi, Rachel merespons dengan tenang dan rasional.

Dia menyatakan bahwa dia tidak melihat perlunya terapi, karena nasi hanyalah salah satu sumber karbohidrat yang dapat dengan mudah diganti dalam diet Xabiru.

Evakuasi WNI di Iran Terkendala Jalur Udara, Pemerintah Indonesia Siapkan Opsi Darat

“Terapi belum dipertimbangkan, dan sepertinya tidak perlu. Nasi adalah karbohidrat yang dapat diganti, jadi itu bukan masalah besar untuk pertumbuhannya,” ungkap Rachel di Instagram Story-nya @rachelvennya.

Rachel menekankan kesediaannya untuk mengakomodasi preferensi diet Xabiru, menyatakan bahwa dia tidak melihat alasan untuk memaksanya makan sesuatu yang tidak disukainya, terutama ketika itu tidak penting untuk gizinya.

Dia terbuka untuk Xabiru memilih sumber karbohidrat alternatif seperti kentang, ubi, mie, atau pasta, mengakui kesediaannya untuk mengonsumsi pilihan-pilihan tersebut.

“Menurutku, tidak perlu memaksanya menyukai sesuatu, terutama jika itu tidak penting seperti nasi,” tegas Rachel.

Pendekatan pragmatis dan empatik dalam mendidik anak ini sangat melekat di hati banyak orang, mendapatkan pujian bagi Rachel karena memprioritaskan otonomi dan kesejahteraan anaknya.

Alih-alih memberlakukan standar diet yang kaku, dia memilih untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan fleksibel yang memungkinkan anak-anaknya untuk menyatakan preferensi mereka dan membuat pilihan yang sesuai dengan selera individual mereka.

Kisah Rachel mengingatkan kita bahwa tidak ada pendekatan yang satu ukuran cocok untuk menjadi orang tua, dan bahwa kemampuan beradaptasi dan pemahaman adalah komponen kunci dalam mendidik anak-anak yang bahagia dan sehat.

Dengan merangkul preferensi dan kebutuhan unik anaknya, Rachel mencontohkan inti dari pola asuh yang sadar dalam dunia di mana norma-norma sosial sering kali menentukan harapan yang kaku.

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Postingan Terpopuler

BatakPos TV

Kominfo Padang Sidempuan

Kominfo Padang Sidempuan